Wakil Ketua Komisi D: PTM Digelar Bertahap Berdasarkan Evaluasi

Kamis 24-03-2022,23:10 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Menurut telaah Ajeng Wira Wati, Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya, sebaiknya persentase pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan secara bertahap. Penting bagi politisi Gerindra ini untuk melihat kesiapan masing-masing sekolah. Sehingga dia kurang bersepakat PTM 100 persen dengan satu sif digelar mulai pekan depan. “Idealnya bertahap dan dinas terkait mendampingi kesiapan setiap sekolah. Sekarang PTM masih 50 persen, paling tidak minggu depan sudah 75 persen dengan sosialisasi dan persetujuan wali murid,” ujarnya, Kamis (24/3/2022). Kendati demikian, lanjut Ajeng, pada praktiknya para wali murid yang menentukan bersedia atau tidak PTM 100 persen dilangsungkan. “Sepengetahuan saya, pemkot dan dinas terkait memperbolehkan 100 persen dan dilakukan dalam 1 sif. Namun hal itu juga dibarengi catatan bahwa semua kebijakan dikembalikan ke masing-masing sekolah bersama wali murid,” jelas Bendahara Fraksi Gerindra ini. Di samping itu, untuk mengawal keberlanjutan PTM yang aman dan lancar, pihaknya secara intens akan mengecek hasil evaluasi dari dinas pendidikan. Untuk itu, Ajeng meminta, saat akan ditingkatkan persentase PTM dari 50 persen hingga ke 100 persen, dinas pendidikan dan segenap dinas lainnya mengadakan evaluasi setiap minggu. “Kita mendukung penuh persen PTM bertambah. Surabaya beranjak ke level 1 mulai 22 Maret sampai 4 April. Jika 4 April masih Level 1, maka bisa 100 persen,” pungkasnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, pihaknya sudah mulai melakukan sosialisasi, sehingga Senin (28/3/2020) PTM total 100 persen sudah siap digelar. “Semua (PTM total 100 persen), jadi sosialisasi dulu, karena ke sekolah harus ngomong ke orang tua,” ujarnya. Lanjut Yusuf, pembelajaran nanti dilaksanakan mulai Senin sampai Jumat dengan maksimal durasi 6 jam. “Ini total 100 persen harus ada izin orang tua karena lihat kemampuan anak. Jam masuknya sama, untuk SD pukul 07.00 dan SMP pukul 06.30. Mudah-mudahan level 1 terus. Kita sesuaikan yang masih izin semua,” jelasnya. Yusuf menambahkan, prokes tetap dianjurkan guna menghindari klaster sekolah dan akan terus diperkuat. “Mulai dari siswa datang, cek suhu, kalau anak izin dilihat lagi,” tuturnya. Sedangkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menambahkan, penerapan PTM 100 persen satu sif ini tetap meminta persetujuan orang tua. “Bismillah, karena sekarang banyak daring dampaknya luar biasa. Ini harus sosialisasi tidak mikir macam-macam, tidak lihat gambar macam-macam,” tandas Eri. (bin/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait