Bupati Jombang Kunjungi Korban Banjir di Ploso

Sabtu 12-03-2022,18:28 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Jombang, memorandum.co.id - Bupati Jombang kunjungi warga terdampak banjir yang berada di Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso. Dengan didampingi Setdakab Jombang bersama kepala OPD terkait, Bupati Jombang pertama kali mengecek di Dapur Umum Tagana Kabupaten Jombang dalam mempersiapkan logistik, dalam hal ini nasi bungkus untuk korban banjir. Setelah itu, bersama rombongan Bupati Jombang menuju ke salah satu kampung yang masih terendam air. Sambil berjalan kaki, bupati menyalami dan berdialog dengan salah seorang warga yang sedang hamil, anak-anak dan warga lainnya. Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengatakan, bahwa banjir di Jombang akibat meluapnya beberapa air sungai yang disebabkan oleh tingginya curah hujan yang mengguyur mulai kemarin. "Yang terdampak ada tiga kecamatan, yakni Mojoagung, Kudu, Ploso, dan Sumobito. Kita dari pemda dengan BPBD dan Dinas Sosial bikin dapur umum di Ploso, Mojoagung dan Sumobito," katanya, Sabtu (12/3/2022). Di Ploso, ungkap bupati, ini yang paling besar. Dan nasi bungkus yang disiapkan sebanyak 1200 an. Karena rumah warga terdampak banjir, sebanyak sekitar 272 an rumah. "Kalau yang sawah belum bisa terdeteksi berapa luas yang terdampak banjir. Nanti dari dinas pertanian yang akan juga menginventarisir berapa luas lahan sawah yang terdampak banjir ini," ungkapnya. Mundjidah menjelaskan, pihaknya sudah menyampaikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan sudah dipastikan, tahun ini Jombang mendapat tiga titik program dari pusat. "Yaitu Sungai Ngotok Ring Kanal dengan anggaran sekitar Rp 90 miliar, lalu Avir Watudakon sekitar Rp 60 miliar, dan Sungai Brantas sekitar Rp 10 miliar. Dan akan dimulai bulan depan (April, red) selesai pada Desember 2022," jelasnya. Menurut Mundjidah, pihaknya sudah berupaya terus. Seperti di daerah Bandar Kedungmulyo sudah ada perbaikan walaupun masih belum sempurna. "Sudah diusulkan semua. Memang Jombang ini dialiri sungai-sungai yang besar-besar. Dan ini wewenang BBWS," ujarnya. Terkait kesehatan warga terdampak banjir, Mundjidah menegaskan, pihaknya sudah menyiapkan posko kesehatan. Ada yang gatal-gatal, segera ke posko kesehatan. "Hanya membawa ktp saja akan diberikan fasilitas untuk salep kulit untuk gatal-gatal, obat diare, sudah disiapkan. Dan ini gratis," tungkasnya. Sementara itu warga terdampak banjir Desa Jatigedong, Widiatul Hasanah (27) menjelaskan, bahwa berawal hujan deras pada Rabu, (09/3) sejak pukul 15.00-21.00 WIB. "Air datang itu dini hari menjelang subuh. Dan pada Kamis sore hujan lagi sampai malam, nambah terus masuk ke rumah semua," jelasnya. Widiatul mengungkapkan, banjir ini terjadi setiap tahun. Namun banjir kali ini yang paling parah, karena satu Desa Jatigedong terkena banjir semua. "Biasanya yang kena banjir hanya Dusun Gedang dan Dusun Gotan. Tapi sekarang seluruh kena semua ini. Dan paling parah ya Dusun Gedang ini," ungkapnya. Widiatul berharap kepada pemerintah, seperti selokan, aliran sungai yang mampet diperbaiki. Jangan sampai banjir lagi. Karena setiap tahun seperti ini. "Dan untuk warga kalau bisa jangan sampai membuang sampah sembarangan, jangan dibuang di sungai, itu saja," pungkasnya. Perlu diketahui, sesuai update data yang diperoleh dari BPBD Jombang per Sabtu, (12/3/2022) pukul 07.00 WIB, kecamatan terdampak banjir luapan yaitu 8 desa di Sumobito dan Ploso, 9 desa di Mojoagung, dan di Kecamatan Peterongan, Tembelang, Ngusikan masing-masing 1 desa, serta Kecamatan Kudu ada 4 desa. Selain menggenangi rumah penduduk, banjir juga menyebabkan ratusan hektare sawah warga rusak. Untuk ketinggian air bervariasi, mulai dari sekitar 10-80 sentimeter. (yus)

Tags :
Kategori :

Terkait