Gresik, memorandum.co.id - Program SIG (PT Semen Indonesia) Peduli membina dan memberi fasilitas kepada penyandang disabilitas lulusan Sekolah Luar Biasa (SLB) AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik berupa tempat berjualan (stan) pujasera yang berlokasi di Kuliner Wisma A. Yani. Tempat berjualan tersebut diberi nama “Kedai Pink” yang telah di kelola secara mandiri oleh 5 orang penyandang disabilitas sejak bulan Januari 2022. Seluruh aktivitas berjualan mulai dari proses memasak hingga penyajian makanan dilakukan secara bergantian setiap harinya.
Dinda Intan Lestari salah satu pengelola kedai pink mengaku terbantu dan berterima kasih atas bantuan dan pendampingan yang diberikan oleh SIG. Kami sangat berterima kasih kepada SIG atas bantuan tempat untuk berjualan yang diberikan untuk kami, karena hal ini sangat bermanfaat untuk kami supaya mandiri. Kedai Pink buka mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.30 WIB. Menu yang dijual yaitu Dimsum dan Freshy Ice Tea.
Berbekal ilmu yang diperoleh dari sekolah, pengelolaan kedai dapat berjalan dengan baik dan pelanggan senang dengan pelayanan yang diberikan. ”Semoga SIG tetap perhatian dan mengganggap kami bisa sama dengan yang lain dan juga teman-teman kami yang lain yang belum mendapat kesempatan yang sama supaya mendapat perhatian juga”, ungkap Dinda Intan Lestari.
Nikmatul Izzah, selaku Guru Pembimbing SLB AB Kemala Bhayangkari 2 Gresik, bersyukur anak didiknya diberikan kesempatan oleh SIG untuk mempraktikkan langsung mengenai apa yang mereka pelajari di sekolah. Ini penting untuk pengembangan diri mereka, terutama untuk melatih kemandirian. Sebab, selama ini mereka masih tergantung dengan orang tua. Semoga ini juga dapat menjadi contoh bagi kelompok disabilitas yang lain.
Sementara itu, General Manager of CSR SIG, Edy Saraya mengatakan bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian dan komitmen perusahaan terhadap penyandang disabilitas. SIG berupaya mendukung kelompok disabilitas agar mampu mandiri dengan mengelola usaha. Diharapkan para penyandang disabilitas ini lebih meningkatkan rasa kepercayaan diri dengan berwirausaha dan bersosialisasi langsung dengan para pelanggan.
Menurutnya, para penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Kepedulian terhadap kaum disabilitas ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap salah satu pencapaiaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yaitu kesetaraan gender dan non diskriminasi.
“Pemberdayaan disabilitas ini kami lakukan melalui program pembinaan, pendampingan dan keterlibatan langsung yang akan terus dikembangkan sehingga mereka nanti bisa menuju kemandirian," pungkasnya.(and/har)