Surabaya, memorandum.co.id - Meski menyandang status residivis, Rama Wijaya Harimurti alias RWH bisa dibilang bandit anyaran. Untuk melancarkan aksi pencurian, ia dan koleganya Muhammad Rizal Muhaimin alias MR mencari sasaran motor yang kuncinya masih menancap. Jadi, selama mobile mencari calon sasaran, Rama dan Rizal tidak membawa peralatan seperti saat ia belum berurusan dengan polisi dulu. Hal tersebut, kata Rama, untuk mengantisipasi jika tepergok melakukan pencurian motor oleh warga atau korban. "Risikonya lebih sedikit pak kalau motor yang kuncinya masih menancap. Kalau memakai (kunci) T, lebih mudah dicurigai atau mengundang perhatian warga," aku Rama kepada anggota penyidik Reskrim Polsek Tambaksari, Minggu (13/2)siang. Seperti halnya saat kedua begundal itu melancarkan aksi mencuri motor milik AR (50), di rumahnya Jalan Setro Baru Utara V akhir Januari lalu. Kala itu, keduanya baru pulang bermain di daerah Surabaya Utara. Saat melintas di rumah korban, perhatian kedua tersangka tertuju ke motor korban yang terparkir di depan rumah. Saat dilihat lebih dekat, mereka terlihat bahagia ketika manyadari jika kunci masih menancap. "Satu tersangka sebagai eksekutor. Satu lagi mengawasi situasi tak jauh dari teras korban. Tak lama, mereka membawa kabur motor seharga Rp 10 juta," kata Kapolsek Tambaksari Kompol Muhammad Akhyar melalui Kanitreskrim AKP Zainul Abidin. Diberitakan sebelumnya, pengapnya ruang tahanan tidak membuat RWH (19), jera. Warga Jalan Krembangan Masigit itu kembali ditangkap usai mencuri motor milik AR (50), di rumah Jalan Setro Baru Utara V, akhir Januari lalu. RWH tak sendiri, ia akan menjadi penghuni tahanan bersama koleganya berinisial MR (20), warga Jalan Krembangan. Keduanya disergap di lokasi dan waktu berbeda. MR diamankan saat melintas di sekitar Gelora 10 Nopember, Kamis (10/2)malam. Dari penangkapan MR, anggota mendapat informasi tentang keberadaan RWH. Hanya berselang beberapa jam saja, tim pimpinan AKP Zainul Abidin itu berhasil menangkap RWH di rumahnya.(fdn)
Kategori :