Menilik Museum Mini di Disdikbud Jombang

Senin 31-01-2022,15:57 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Jombang, memorandum.co.id - Museum mini peninggalan cagar budaya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang menyimpan benda-benda cagar budaya. Seperti dari masa Majapahit dari situs Pandegong, ada dari Petirtaan Sumberbeji. Juga ada dari dinasti China. Dan yang paling tua diduga peninggalan dari era Medang, yaitu arca Mahakala dan Nandiswara. Selain yaang berada di museum mini, benda cagar budaya dari Jombang juga disimpan di BPCB Trowulan. "Ada yang masih berada di desa, aparat desa, itu masih belum semuanya kita evakuasi kesini (museum mini)," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Dian Yunitasari saat ditemui memorandum.co.id di kantornya, Senin (31/1/2022). Dian menjelaskan, apabila pihaknya diberikan tempat yang representatif seperti imbauan Bupati Jombang, maka Disdikbud bisa membawa lebih banyak lagi benda temuan cagar budaya di Jombang. "Jadi kemarin menurut ibu bupati ini sudah luar biasa, awal yang bagus ada niatan dan pelaksanaan. Tapi tempatnya kurang representatif. Saya sepakat sekali dengan ibu bupati," jelasnya. Memang, ungkap Dian, untuk ukuran museum ini terbilang sangat kecil. Tapi paling tidak pihaknya sudah berupaya untuk memulai, menyelamatkan, merawat. "Kemudian mencoba berbagi dengan teman-teman pendidikan di sekolah. Kalau ingin belajar atau mengetahui benda-benda temuan cagar budaya tidak hanya lewat buku. Tapi benar-benar bisa melihat wujud nyatanya meski tidak banyak," ungkapnya. Pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin. Semoga kedepan akan ada tempat yamg lebih bagus lagi, lebih layak lagi. Kemarin Plt Kadisdikbud akan mengupayakan melalui anggaran 2022-2023. "Semoga ya. Untuk membangun museum. Semoga nanti benar-benar terlaksana. Itu harapan ya. Kalau terjadi ya tempatnya di sebelah timur," ujarnya. Memang, bila kita berkunjung ke museum mini yang berada di gedung B Disdikbud Jombang ini, tempatnya kurang representatif. Selain ruangan yang kecil, tempat bekas uks itu juga tak memiliki sirkulasi udara yang bagus. Sehingga didalam suhu udara terasa panas. Ditanya tentang bilamana ada masyarakat yang menemukan benda cagar budaya dan ingin menitipkan atau meregister di Disdikbud, Dian menandaskan, bahwa pihaknya siap akan menampung. "Semaksimal mungkin akan kita tampung dan kita carikan tempat. Nanti kita lakukan pencatatan, kita simpan dengan baik, dan dilaporkan ke BPCB. Kalau ada yang minta kompensasi, kita belum ada anggarannya," tandasnya. Menurut keterangan Dian, untuk saat ini di Bidang Kebudayaan Disdikbud belum ada anggaran untuk kompensasi. Saat ini baru ada anggaran untuk ekskavasi saja. "Insyaallah agendanya tahun ini bisa lima kali ekskavasi, harapannya. Kemarin itu ada anggaran sekitar Rp 300 juta an. Lima kali ditempat berbeda, harapannya seperti itu," terangnya. Untuk skala prioritas, menurut Dian situs Pandegong. Karena baru tahap satu dilakukan ekskavasi. Rencananya masih ada tahap dua. Namun pihaknya menunggu BPCB. "Kita nanti berunding dulu dengan BPCB. Biasanya BPCB yang akan memberi skala prioritas, mana yang harus didahulukan," pungkasnya. (yus)

Tags :
Kategori :

Terkait