Ayah Cecunguk, Pacar Kampret (1)

Senin 31-01-2022,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Bukti Cinta Prekethek

Qudori (samaran) berpacaran vs Endang (samaran juga) sejak kuliah semester dua. Walau begitu, dia belum pernah mengenalkan pacarnya itu kepada keluarga. Kini, setelah lulus dan sudah bekerja, Qudori merasa inilah saat yang tepat untuk mempertemukan mereka. “Bukan tanpa alasan aku tidak memperkenalkan Endang kepada keluarga,” kata Qudori kepada Memorandum di halaman parkir Pengdilan Agama (PA) Surabaya, beberapa waktu lalu. Qudori mengaku selalu teringat pesan ayahnya saat dia merayakan ulang tahun yang ke-17, delapan tahun lalu. Waktu itu ayahnya, sebut saja Mukatam, berpesan agar Qudori tidak terburu-buru berpacaran dan menikah. Adai tak kuat menahan keinginan pacaran, Mukatam masih membolehkan, asalkan Qudori mampu menjaga kehormatan pacarnya tadi. Sampai saatnya tiba. Sampai hari suci pernikahan. “Kalau kamu sanggup melakukan itu, Papa bersumpah: kamu bakal benar-benar bisa merasakan nikmatnya surga dunia,” pesan Mukatam saat itu. Ditambahkan ayah, rasa penasaran bagaimana sih nikmatnya malam pertama bisa menimbulkan sensasi luar biasa bila saatnya tiba, “Mau masuk kamar pengantin saja, sekujur tubuh rasanya sudah kayak gringgingen. Mriang.” Mukatam menambahkan agar Qudori tidak terbawa arus muda-mudi zaman now yang sok-sokan modern tapi sebenarnya kembali ke zaman jahiliyah. Banyak cowok yang minta persekot pacarnya sebelum menikah. Sebaliknya, banyak juga cewek yang menyodorkan kesuciannya semata untuk membuktikan cinta. Prekethek. Tapi, ternyata tidak mudah bagi Qudori menjaga kecucian seperti pesan ayahnya. Baik kesucian diri sendiri maupun kesucian pacar. Selama berpacaran dengan Endang, Qudori mengaku belasan kali memiliki peluang untuk melanggarnya. Pertama, ini yang paling Qudori ingat. Kala itu kalender menunjukkan dua tanggal merah berimpitan. Kamis dan Jumat. Belum ada libur Sabtu, tapi banyak orang memperlakukan Sabtu hari itu sebagai hari libur kecepit karena diapit tanggal merah. Semua anggota keluarga Endang pulang kampung. Endang tinggal sendirian di rumah karena Seninnya harus menghadapi ujian semester. “Kami bersama beberapa teman belajar bersama di rumah dia. Mulai Kamis hingga Minggu. Tiap hari,” kata Qudori. Minggu, ketika semua teman sudah pamit pulang, Qudori diminta Endang untuk tinggal. “Aku akan memberi hadiah kejutan untuk Ayang,” kata Endang waktu itu. Qudori penasaran. Sebab, seingatnya hari itu bukan hari istimewa baginya. Bukan hari ulang tahun, bukan hari jadian mereka, bukan… ah sudahlah. Qudori akhirnya menuruti kehendak Endang. Tetap tinggal. Tapi, ditunggu lama ternyata tidak juga ada kejutan. Endang hanya mengajaknya makan tahu tek yang lewat di depan rumah. (jos, bersambung)  
Tags :
Kategori :

Terkait