UB Kembali Miliki Dua Profesor Baru

Sabtu 29-01-2022,13:46 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Malang, Memorandum.co.id - Universitas Brawijaya (UB) kembali menambah dua profesor baru. Prosesi pengukuhan dilaksanakan Gedung Samanta Krida, Sabtu, (29/01/2022) Kedua Profesor itu, Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si sebagai profesor aktif ke-19 dari Fakultas Peternakan (Fapet). Sementara untuk Profesor kedua, Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S sebagai profesor aktif ke-13 dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Dalam penelitiannya, Prof. Dr. Ir. Sri Wahjuningsih, M.Si, menyampaikan suplementasi ektrak daun kelor dalam pengencer tris. Sebagai upaya peningkatan semen beku kambing untuk inseminasi buatan. Memberikan kontribusi signifikan dan aplikatif untuk peningkatan populasi. “Selain itu juga dapat meningkatkan mutu genetic ternak, produktivitas dan kinerja produksi”, terangnya. . Keberhasilan proses ini, menurut Sri, bergantung pada ketersediaan semen beku yang berkualitas baik. “Tujuan penelitian, untuk mendapatkan formula pengencer semen kambing. Agar mampu melindungi spermatozoa dari cold shock pada proses kriopreservasi, thawing, serta memiliki daya preservasi yang tinggi”, lanjutnya. Daun kelor, adalah tanaman herbal yang banyak dijumpai di masyarakat. Dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaat dalam tiap bagian tanamannya. “Suplementasi ekstrak daun kelor, mempunyai potensi meningkatkan kualitas semen beku kambing. Konsentrasi optimum ekstrak daun Moringa oleifera adalah 3%”, pungkasnya. Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Muhammad Musa, M.S, terkait dengan strategi pengendalian dan peningkatan produktifitas tambak melalui ecogreen Aquaculture. Dalam orasinya, ia menyampaikan kegagalan yang dialami petambak. Hal itu mengilustrasikan lemahnya perencanaan pembangunan tambak. "Salah satu penyebab kegagalan, karena tidak mempertimbangkan aspek daya dukung lingkungan. Sebagai variabel penentu produksinya," tenang Musa. Menurutnya, pertambakan yang hanya mengandalkan ekonomi semata, ternyata tidak berkelanjutan. Karena mengabaikan daya dukung lingkungannya dan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir yang tepat. "Ecogreen aquaculture dibuat melalui pendekatan pemulihan. Serta peningkatan daya dukung dengan hybrid system dan perbaikan ekosistem mangrove," pungkasnya. (edr)

Tags :
Kategori :

Terkait