Atasi 1.785 Balita Stunting, Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Minta Pemkot Tak Sekadar Optimis

Rabu 22-12-2021,22:01 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Kasus stunting di Kota Surabaya terbilang sangat tinggi. Menutup akhir tahun 2021, masih ada sekitar 1.785 balita bergejala stunting di metropolis terbesar kedua di Indonesia. Kasus tertinggi berada di Kecamatan Semampir, Kecamatan Kenjeran, dan Kecamatan Asemrowo. Kendati demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bertekad nol kasus dalam tiga bulan ke depan. Wakil Ketua Komisi D DPRD Surabaya Ajeng Wira Wati meminta pemkot tak sekadar optimis, namun harus dibarengi dengan kerja keras dan tepat sasaran. Karena dampak stunting dalam jangka panjang dapat mempengaruhi perkembangan otak balita. “Tidak hanya optimis, tetapi juga harus serius mengatasi stunting. Yang paling mendasar, permasalahan stunting ini harus bisa diselesaikan dari hulu, yaitu langkah pencegahan atau preventif. Di antaranya pentingnya edukasi mengenai kehamilan, kesiapan ekonomi dan sanitasi yang baik, yang kesemuanya itu harus diwujudkan dengan pemenuhan asupan gizi dan PHBS (pola hidup bersih dan sehat) yang baik,” tegasnya, Rabu (22/12/2021). Menurut politisi Gerindra ini, stunting tidak hanya menjadi pekerjaan rumah (PR) pemkot selama tiga bulan ke depan, namun juga menjadi tantangan pemkot untuk meminimalisir masalah stunting di masa yang akan datang. “Stunting di 1.000 hari pertama kehidupan semoga bisa segera ditemukan dan diatasi dengan cepat, sehingga bisa diberikan pendampingan apakah balita tersebut stunting atau stunted,” timpal Ajeng. Selain itu, Ajeng juga berharap serangkaian program pemkot seperti Jago Ceting (jagongan cegah stunting) dapat berjalan teratur dan maksimal. “Saya harapkan program pemkot bisa berjalan maksimal, termasuk melakukan sosialisasi pemetaan dan perencanaan kehamilan di usia yang tidak terlalu muda, jarak kehamilan yang baik, dan usia si ibu yang tidak dalam usia risiko saat hamil,” tuntasnya. Seperti diketahui, pada 2016, angka stunting di Surabaya sebanyak 29.608 balita. Tahun 2017 sebanyak 19.362 balita. Tahun 2018 sebanyak 16.220 balita. Lalu 2019 sebanyak 15.391 balita. Sedangkan 2020 jumlahnya 7.040 balita. (mg3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait