Roda Dunia

Kamis 02-12-2021,08:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

AKHIRNYA koran terbesar di kota itu, Kansas City Star, berhasil mewawancarai Kevin Strickland. "Orangnya sulit tersenyum, dingin, dan kukuh," tulisnya. Wawancara itu dilakukan 96 jam setelah Kevin dibebaskan dari penjara selama –Anda sudah tahu berapa tahunnya. Apa makanan pertama yang Anda makan setelah keluar dari penjara? "Ikan. Saya tidak tahu jenis ikan apa itu," jawabnya. Malam itu Kevin memang dijamu makan malam oleh LSM yang berjuang membebaskan orang-orang tidak bersalah. Untuk sementara Kevin masih di bawah perlindungan LSM tersebut. Wawancara itu pun dilakukan di lantai dua kantor LSM itu. Setelah dipenjara selama Anda sudah tahu itu Kevin memang harus menjalani program penyesuaian diri. Ia masih didampingi konsultan ahli: agar tidak terjadi gejolak yang tidak terkendali dalam jiwanya. Ke mana Kevin akan pergi untuk menetap? Belum tahu. Tapi ia ingin tinggal di bawah atap yang bisa hidup bersama dengan piaraannya. Piaraan? "Ya. Saya suka anjing. Dan kucing. Juga kadal dan ular," katanya. Tapi ia juga ingin bisa hidup bersama ternak yang bisa dimakan, ayam. "Berarti Anda ingin hidup di sebuah rumah di pedesaan?" tanya KCS. Kevin menjawab seperti itulah kira-kira. Hanya saja belum tahu itu di mana. Ia tidak ingin rumah yang bagus. "Pokoknya yang ada atapnya dan yang saya bisa memutar musik sekeras-kerasnya," katanya. Ia mengaku masih punya keluarga. Ia punya dua adik laki-laki. Mungkin mereka itulah yang dimaksud dengan "saya ada keluarga di Florida... ". Tentu Kevin bisa mewujudkan keinginannya itu. Dana yang terkumpul dari relawan orang tidak bersalah terus bertambah. Kemarin sudah mencapai USD 1,6 juta. "Saya berterima kasih dengan uang itu. Tapi itu terlalu banyak," katanya. Meski sudah bebas, Kevin juga seperti tidak ingin merayakannya. Mungkin karena umurnya sudah habis di dalam penjara. Masa remajanya tersita tiba-tiba. Masa mudanya tidak pernah ada. Masa berumah tangganya sirna. Masa membesarkan anak-cucunya tiada. Ia di penjara sejak usia 18 tahun sampai kini berumur 62 tahun. Yang ternyata ia tidak bersalah seperti dituduhkan jaksa padanya. Ia juga tidak terlihat terlalu gembira. Mungkin karena kesehatannya yang sudah tidak lagi prima. Selama di dalam penjara Kevin menderita tekanan darah tinggi. Lalu pernah kena serangan jantung. Sampai akhirnya harus berada di kursi roda. Ia tidak bisa lagi berdiri lama. Terjadi penyempitan di beberapa pembuluh darahnya. Dan ototnya pun melemah. Itulah yang membuat Kevin sempat ragu ketika akan dikeluarkan dari penjara: bagaimana kalau kursi roda itu harus dikembalikan. Kevin dilahirkan di Kansas City. Yakni kota besar yang terbelah dua: bagian timurnya masuk negara bagian Missouri, bagian baratnya masuk negara bagian Kansas. Saya mengenal baik kota ini. Sudah lebih lima kali ke sana. Kevin telah menjadi saksi perubahan demografi Kansas City. Sampai kelas 4 SD Kevin tinggal di pinggiran Selatan kota itu. Lalu pindah sedikit ke utara, lebih mendekati kota. Perpindahan itu terjadi tahun 1970-an. Itu berarti Kevin pindah dari kampung kulit hitam yang miskin ke kawasan yang lebih baik. Orang-orang hitam kian lama memang kian ke kota. Orang kulit putih kian lama kian meninggalkan pusat kota. Pindah ke pinggiran selatan kota yang lebih nyaman. Kini wilayah selatan kota Kansas City sudah berubah menjadi kawasan hunian elite. Yang mayoritas penduduknya berkulit putih. Sedang di pusat kota kian penuh dengan warga kulit hitam. Tahun-tahun itulah terjadi pergeseran demografi: kulit putih berproses ke pinggir kota, kulit hitam berproses ke dalam kota. Di sebuah apartemen kota itulah terjadi perampokan. Tahunnya 1978. Yang dirampok anak-anak muda berkulit putih. Yang merampok tiga anak muda berkulit hitam. Di apartemen itu, malam itu, ada dua pasang muda-mudi. Mereka diikat. Lalu ditembak. Tiga orang mati. Satu orang pura-pura mati: Cynthia Douglas. Cynthia inilah satu-satunya saksi: mengaku melihat Kevin sebagai salah satu dari tiga perampok. Belakangan Cynthia mencabut pengakuannyi. Dengan alasan: dulu itu ditekan polisi. Kalau tidak mengaku dia akan dipidanakan. Media di Kansas City menulis: saat itu Cynthia punya masalah yang bisa dipidanakan –kalau dia tidak ikut kemauan polisi. Bisa jadi polisi juga menemukan sesuatu di apartemen itu. Polisi memang sangat memaksakan keinginan: padahal sidik jari di senjata yang ditemukan di TKP bukan sidik jari Kevin. Juga bukan sidik jari dua pelaku yang sudah ditangkap. Berarti ada orang ketiga yang harusnya dicari. Sebenarnya Kevin juga ditawari: mengaku saja. Agar hukumannya hanya 10 tahun. Tapi Kevin tidak mau. Ia tidak merasa ikut di perampokan itu. Ia, malam itu, lagi menonton TV. Maka sidang pengadilan pun digelar. Dewan juri tidak bisa membuat putusan bulat. Satu-satunya juri berkulit hitam berpendapat Kevin tidak bersalah. Maka perkara ini berstatus hung jury. Harus diulang. Pengacara Kevin sudah berjuang tapi belum berhasil. Jaksa, seperti diceritakan sang pengacara, masih pede: "Tidak akan terjadi lagi yang seperti ini". Maksudnya, jaksa pasti berhasil di sidang berikutnya. Dewan juri berikutnya pun dibentuk: semuanya berkulit putih. Keputusannya pun bulat: Kevin bersalah. Maka hakim menjatuhkan hukuman seumur hidup. Hukuman itu tidak boleh ada keringanan sampai sudah dijalani selama 50 tahun. Dari dalam penjara Kevin berjuang. Ia menulis surat pengaduan: tidak bersalah. Surat itu ia kirim ke semua pengacara yang ia tahu namanya. Tidak ada respons. Setiap tahu ada nama pengacara lain ia kirimi surat. Sampai pun pengacara untuk perkara kecelakaan mobil. Siapa tahu tergerak untuk membela. Sampai Kevin dipindah ke penjara lain, masih juga terus berkirim surat. Ibunyalah yang membelikan prangko. Sekuatnyi. Kevin lebih senang dikirimi prangko daripada yang lain. Kevin pindah-pindah penjara. Sampai lima atau enam kali. Sampai sang ibu tidak lagi mengirimkan prangko. Di sisi lain, Kevin memaklumi sikap Cynthia. Ia juga berterima kasih akhirnya Cynthia mencabut kesaksiannyi. Sejak itu LSM memperjuangkan nasib Kevin lebih intensif. Kalau saja jaksa agung Missouri lebih responsif Kevin masih sempat menemui ibunya. Agar ia bisa mengatakan: ini lho anakmu, tidak salah. Sehingga sang ibu tahu: prangko-prangko yang dikirimkannyi dulu tidak sia-sia. Sang ibu meninggal dunia tiga bulan sebelum Kevin dibebaskan. Salah satu yang Kevin sesalkan adalah: jaksa tidak melihat latar belakang keluarganya. Ayahnya tergolong tidak miskin. Sang ayah bekerja sebagai chef. Mampu pindah rumah ke kawasan yang tidak lagi kumuh. Ketika sekolah pun Kevin tergolong pandai. "Saya selalu bisa menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang diberikan," katanya kepada KCS. Tapi ia juga mengakui banyak temannya jengkel: sambil menunggu teman sekelasnya menyelesaikan tugas, ia suka meneriakkan kata-kata jorok. Setelah tenang nanti Kevin akan menulis buku. Karena itu ia juga tidak mau terlalu detail dalam melayani wawancara. Kevin telah kehilangan segalanya di sebagian besar umurnya. Ia tidak bisa mengembangkan kemampuannya dalam olahraga. Padahal ia adalah pelempar bola paling cepat di pertandingan-pertandingan baseball di gereja dan sekolahnya. Hidup benar-benar seperti roda dunia –kalau kempes tidak tahu di mana menambalkannya: pinjam kata-kata padas gempal. (Dahlan Iskan)   Komentar Pilihan Disway di Artikel Berjudul Mustofa Ciputra   padas gempal Tentang Aliyah.. Teman saya juga sukses, bukan di wiraswastanya... tapi sukses menikahi tetangganya yang bernama .. . . .Siti Aliyah.. Robban Batang Yang diolah jadi serbuk, jadi minuman ,permen dll itu memang bijinya .Biji kakao. Ada juga coklat putih.Coklat kok warnanya putih.Karena coklat itu warnanya 'brown',bukan chocolate. Kalau di kampung saya warna bron itu maksudnya warna perak alias silver.Kadang warna emas juga disebut warna bron.Padahal mungkin warna bronze alias perunggu,yang nyrempet-nyrempet emas karena katanya campuran sedikit emas dan tembaga. Bang YUZ Pilih mana: sukses dr coklat ato dr dana bansos? Komentator Spesialis Buah coklat itu asem. Warnanya putih, bukan coklat.  Rumah saya di kampung mepet dengan perkebunan PTP. Tanaman kopi dan coklat. Namanya juga anak kecil, pulang sekolah esde, seragam langsung dilempar gabung geng anak kampung blusukan kedalam kebun PTP tadi adalah hiburan sehari hari. Apalagi kebun terhampar sepanjang sungai. Ada gumuk (gunung kecil) untuk mendaki dan memandang sampai jauh. Kebun berbatasan dengan sawah warga. Lengkaplah sudah syurga dunia buat kami anak kampung. Buah coklat yang dipohon masih keras. Biasanya kita ambil buah yang jatuh. Coba mencicipi buahnya. Warna putih, asam. Ya sudah berasa nggak terlalu enak, ogah makan lagi. Cuman sampai sekarang baru sadar kalau dulu waktu kecil pernah makan buah dari pohon yang bukan miliknya. Kalau bisa bayar ke PTP saya mau bayar untuk mengganti buah tsb KopiPakGi obyek wisatanya bersih, "setiap pengunjung menjatuhkan sampah, langsung ada yang ambil". mungkin bahasa sarkasnya : pengunjung nya mintanya bersih, tapi pengunjung nya pula yang buang sampah sembarangan. ibarat syair lagu, kau yang mulai kau yang mengakhiri, kau yang berjanji kau yang mengingkari. kalau boleh usul, ditambahkan wisata edukasi kebersihan dan pengelolaan sampah yang seru, agar pengunjung jadi tertarik untuk selalu menjaga kebersihan. Mbah Mars DATA KOMENTAR NOPEMBER 2021 Saatnya mereview komentar di bulan Nopember 2021. Jumlah komentar terpilih ada 289. Mengalami kenaikan dari 228 pada bulan Oktober, padahal beberapa hari Abah libur tidak memilih komen terpilih. Dari 289 komen tersebut, 187 merupakan komen serius. Sedangkan sisanya (102) adalah komen bernuansa guyon dan slengekan. Tulisan paling banyak dikomentari adalah Profesor Doktor dengan 665 komentar. Rekor sebelumnya adalah artikel berjudul Luhut Merit dengan 473 komentar. Faktor pemicu banyaknya komen di dua judul tersebut adalah adanya komen kontroversial Mr. Pryadi Satriana yg mendapat reaksi luas dari banyak komentator lain. Mr. Pryadi ini agaknya mirip Severus Snape dalam cerita Harry Potter. Berikut ini 10 besar kolektor komen terpilih Nopember 2021: Leong dan Juve Zhang (6), Ahmad Zuhri (7), Amat (10), Pryadi Satriana (11), Mirza Mirwan, Komentator Spesialis dan Padas Gempal (12), Anak Alay (13) dan Mbah Mars (16). Setelah Mas Fadhil off karena lebih mementingkan sholat jamaah subuh, perebutan tahta pertamax menjadi sengit. Mula-mula Tukang Gambar yg berhasil mendudukinya. Kemudian muncul Cak Muliyanto dan Amat. Persaingan Cak Mul dengan Amat, amat sengit. Silahkan hitung sendiri siapa juaranya. Albeth Yuan Wijaya Pak Dahlan, saya salut dengan kegigihan di masa pandemi Pak Mustofa bisa berhasil membuat kampung kopi di desanya.. jika ada kesempatan pak Dahlan yang sering keliling jawa, mohon disempatkan mampir ke I'AMpelgading HOMELAND di dusun Ampelgading desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Jawa Tengah, ada setitik harapan pemuda kampung yang juga berjuang mempromosikan wisata untuk perekonomian warga sekitarnya. semoga info2 inspiratif spt ini Pak Dahlan bisa bantu promosikan dan menjadi semangat jiwa2 muda. trimakasih   Hariri Almanduri Tdk juga. Setidaknya ketika kita butuh modal, kita bisa menjual otak kita. Akan sangat mahal, karena belum digunakan samasekali Jo Neka Sekolah tinggi tanpa KREATIFITAS..percuma..karena Ijasah menandakan kita pernah sekolah bukan pernah berpikir..walau berpikir saja juga percuma tanpa bangun berkeringat bekerja mewujudkanya..atau gimana om Leong.. Mr.De Satu kata: keren Aryo Mbediun Tujuh Kata ; Amat keren sekali walaupun sekali-kali keren tidak amat-amat banget. Leong Putu 5 kata : kata kata kata kata kata Hariri Almanduri Tiga kata: sangat keren sekali Amat Tiga kata: Amat keren banget. Anak Alay. Dua kata: keren banget padas gempal satu kata tapi panjang: Amaaaaaaaaaaaaat..... Mirza Mirwan Saya mengikuti berita dibangunnya proyek Ancol sejak SD pasca G30S, Bung KS. Waktu itu kalau baca berita sebenarnya tak sepenuhnya paham. Tetapi beberapa tahun kemudian saya tahu apa itu direksi. Benar, Ancol bukan dibangun Ciputra Grup. Yg mbangun Jaya Grup, BUMD DKI. Nah, Ciputra waktu itu salah satu direktur di jajaran direksi Jaya Grup yg diberi kebebasan penuh untuk berinovasi dlm proyek Ancol. Saya lupa berapa tahun Ciputra duduk di jajaran direksi Jaya Grup, yg jelas cukup lama, sebelum akhirnya resign dan berpatungan dengan Liem Sioe Liong, Sudwikatmono, Ibrahim Risyad dan entah siapa lagi. Pemilihan judul Mustofa Ciputra oleh Pak DI itu pasti menganalogikan Mustofa dg kampung coklat dan Ciputra dg Ancol. Robban Batang Apakah sehitam pikiran anda? Alih-alih berpikiran warna warni seperti pelangi,malah pikirannya lari ke hitam .Padahal hitam bukanlah warna tapi ketiadaan cahaya . Sementara dalam putih terkandung semua warna . Piringan warna pelangi yang diputar cepat terlihat warna putih . Cahaya putih yang dilewatkan prisma kaca akan terpantul spektrum pelangi. Kampung pelangi sudah banyak ,kampung coklat saya baru tahu. Warna pelangi dikaitkan dengan LGBT. Ternyata warna tidak bisa merdeka dari makna.Warna adalah bahasa tanpa kata.Kata tanpa suara. Warna coklat bukan saja tentang kata tanpa suara.Tapi juga warna dengan rasa .Rasa manis.Meskipun biasanya manis dari gula.                                          

Tags :
Kategori :

Terkait