Kadin Jatim Perkuat Percepatan dan Pendampingan Ekspor Indonesia

Kamis 25-11-2021,19:01 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Upaya pemulihan ekonomi nasional serta mengakselerasi dan pendampingan produk ekspor nonmigas di wilayah Indonesia bagian timur, diperlukan wadah untuk bertemunya pelaku usaha ekonomi masyarakat Mereka berdiskusi dan bertukar pengalaman, untuk promosi produk unggulan di Jatim. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan, menyambut baik peningkatan ekonomi nasional (PEN) dengan menggelar pelaksanaan pameran untuk pemulihan ekonomi nasional. Kemajuan UMKM diperlukan dukungan dari semua pihak terlibat. "Caranya dengan memberikan tempat-tempat terbaik bagi UMKM untuk memperkenalkan dan memasarkan produk-produknya," terang Didi Sumedi mendampingi Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsyad Rasyid membuka pameran INAPRO EXPO 2021. Pameran berlangsung selama 4 hari yaitu 25-28 November 2021 di Grand City Convex, Surabaya. Pameran didukung Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim yang bekerja sama dengan berbagai asosiasi di Jatim untuk menyukseskan acara ini. INAPRO EXPO diikuti kurang lebih 100 stand yang terdiri dari Organisasi Peringkat Daerah (OPD) Pemprov Jatim dan kabupaten/kota Seluruh Jatim, BUMN/BUMD, asosiasi, pelaku usaha, dan masih banyak lainnya. INAPRO EXPO 2021 merupakan pameran produk lokal hybrid terbesar yang mengangkat tema “Product Local to Global Market” yang dilakukan secara online dan offline. INAPRO EXPO 2021 diadakan dengan tetap memperhatikan protokol Covid-19. Segala kegiatan offline disiarkan langsung dari Grand City dan bisa diakses melalui virtual dengan menampilkan berbagai produk unggulan kreasi dalam negeri, fashion show, line dance, webinar, dan masih banyak acara menarik lainnya. Pameran ini merupakan ajang yang menarik untuk semakin meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai produk-produk unggulan daerah khususnya dari Jatim dan juga memberikan gambaran tentang bagaimana pelaku usaha dapat menjual produknya hingga kancah internasional sehingga nantinya kegitan kegiatan ini dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional khususnya Jatim. Didi Sumedi mengungkapkan pada triwulan III/2021 Indonesia tumbuh sebesar 3,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dan selama 19 bulan terakhir neraca perdagangan mengalami surplus. Bahkan pada Oktober 2021 surplus perdagangan Indonesia mencetak rekor tertinggi sebesar US$ 5,7 miliar dan secara kumulatif kinerja ekspor Januari hingga Oktober 2021 mencapai US$ 186,3 miliar naik 41,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. "Jika peningkatan ekspor ini konsisten sampai akhir tahun, maka Indonesia akan mendapatkan ekspor tertinggi dalam sejarah. Karena sebelumnya ekspor tertinggi sebelumnya terjadi pada 2011 yaitu sebesar US$ 203 miliar. Tren positif ini tidak lepas dari peran vital pengusaha secara konsistensi bersama pemerintah melakukan perbaikan kinerja ekspor," ujarnya. Namun Indonesia harus tetap waspada terhadap tantangan perdagangan global saat ini yang semakin kompleks. Kemungkinan ancaman krisis energi, krisis pangan, persaingan era digital, kenaikan harga komoditas, perubahan global suplai change, isu lingkungan serta perubahan iklim. "Dalam mendorong kinerja perdagangan kementerian perdagangan mempunyai beberapa strategi antara lain memelihara pangsa pasar ekspor tradisional dan menjaga nilai ekspor produk utama dan sekaligus memanfaatkan peluang ekspor di pasar nontradisional sebagai ekspor pasar alternatif, antara lain Afrika Timur tengah Eurasia Amerika latin melalui kegiatan partisipasi aktif pameran dagang dan misi dagang. Dan mendorong pelaku usaha untuk melakukan ekspor ke negara yang telah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia," tandasnya. Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa ekonomi Jatim adalah yang terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Dan pada triwulan III/2021 kontribusi ekonomi Jatim terhadap nasional mencapai 14,54 persen. Sedangkan kontribusi Jatim terhadap ekonomi Jawa mencapai 25,33 persen. Tetapi posisi ekspor luar negeri mengalami defisit. Untuk itu perlu upaya meningkatkannya. "Dan saya sangat berterima kasih karena Kadin telah menyiapkan tutor, asesor yang bersertifikat. Dan apa yang coba kita lakukan dengan berbagai ikhtiar dari lokal produk ke global market menjadi suatu harapan baru. Strong partnership harus terus diperkuat," tandasnya. Senada, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsyad Rasyid mengungkapkan, bahwa saat ini telah terjadi dua peperangan, yaitu perang melawan pandemi dan perang ekonomi. Perang melawan pandemi harus dimenangkan karena kalau tidak memenangkan maka roda ekonomi tidak bisa jalan dan semua tidak akan merasa aman. Yang kedua adalah perang ekonomi, bagaimana perang dagang antar Cina dengan Amerika serta Rusia sehingga menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif. Dan kekuatan ekonomi Indonesia adalah UMKM. "Di sisi ini saya bangga apa yang dilakukan Jatim karena UMKM sebagai fondasi kekuatan Jatim dan Indonesia. Dengan adanya INAPRO EXPO 2021ini bagaimana produk Indonesia bisa dilihat dunia," ujar Arsyad. Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengungkapkan, bahwa Pameran INAPRO EXPO 2021 adalah akumulasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Kadin Jatim untuk membantu percepatan ekonomi Jatim dan dukungan atas program Jatim Bangkit yang dicanangkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Adik menegaskan, sejauh ini Kadin telah melakukan berbagai kegiatan untuk penguatan UMKM agar bisa naik kelas, di antaranya adalah membimbing dan menciptakan pendamping UMKM bersertifikat. Selain itu, bersama Bank Indonesia dan Pemprov Jatim, Kadin Jatim juga telah mendirikan Rumah Kurasi yang bertugas menstandarkan produk UMKM agar bisa diterima di pasar global. “Agar Rumah Kurasi ini bisa bekerja maskimal membantu UMKM, Kadin Jatim bersama BNSP telah membimbing dan melatih serta mensertifikasi sekitar 5 kurator di setiap kabupaten kota di seluruh Jatim. Dan kami menargetkan ada sekitar 1.000 produk yang bisa dikurasi,” tandas Adik. Kadin Jatim bersama Kementerian Perdagangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim juga telah mendirikan Export Center Surabaya sebagai upaya membawa produk UMKM “Go Global Market”. “Ini menjadi paket lengkap yang dimiliki Kadin Jatim untuk membawa produk dalam negeri ke pasar global,” katanya. Sementara Kadin Institute melakukan penandatanganan kerjasama dengan UNESA terkait pelatihan dan pemagangan mahasiswa dan dosen juga dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka. (day/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait