SURABAYA - Bistar Jazz Traffic Festival (JTF) yang merupakan event jazz tahunan Suara Surabaya kembali digelar di Atlantis Land Surabaya, Sabtu dan Minggu (14-15/9). Puluhan musisi yang akan memeriahkan gelaran musik jazz ini diantaranya Andra and The Backbound, Tulus, Nidji, Raisa, hingga God Father Of Broken Heart yakni Didi Kempot.
Tahun ke sembilan Jazz Traffic Festival ini akan mengambil konsep Share and Fun. Hal tersebut bertujuan untuk mengajak penonton tidak hanya menikmati musik, namun juga bermain, merasakan sejumlah jenis kuliner hingga bergoyang bersama. Kali ini, konsep baru menikmati musik jazz dengan aktivitas berbeda di Atlantis Land.
"Ini tantangan kita membuat penanda, di tempat yang terkenal sangat eksotis di Surabaya," kata Ketua Umum Panitia Bistar Jazz JTF Wahyu Widodo, saat jumpa pers di rumah makan Jalan Kusuma Bangsa, kemarin Jumat (13/9)siang.
Lebih lanjut, Wahyu mengatakan jika ada empat panggung di JTF 2019. Terbagi tiga di panggung area dalam Atlantis Land dan satu panggung di area luar. "Mudah-mudahan ketika kita mendapatkan kepercayaan event ke sembilan ini menjadi pengembangan kota dan masyarakat yang bisa bermanfaat di Surabaya dan Jatim," imbuh Wahyu.
Sementara itu dengan hadirnya musisi legend of Campursari Didi Kempot diharapkan bisa tercipta kolaborasi musik campursari dan jazz yang pasti sangat luar biasa.
Penampilan pelantun tembang Cidro ini akan menyapa sobat ambyar (penggemar Didi Kempot, red). "Ini konsep kalaborasi. Mas Didi Kempot terbuka, bersedia musiknya diaransemen lebih jazzy sesuai konsep. Bahwa ide kreatif bisa dikelola dan dibentuk dan ketemu musisi yang terbuka seperti ini kami semangat," tandas Wahyu.
Selain Didi Kempot, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak juga direncanakan akan naik panggung berkolaborasi menyanyikan sejumlah lagu bersama Andien, Rieka Ruslan, dan Naff. "Ini keren pejabat publik menyemangati konser kolaborasi dan punya talenta khusus," tambah dia.
Wahyu menyebut antusias penonton telah mencapai 20 ribu per hari. Konsep baru Atlantis Land, dinilai Wahyu, sebagai cara lain menikmati musik jazz dan berwisata. "Setiap tempat berpotensi dan tidak bisa dibandingkan. Di venue itu belum ada yang membuat event sebesar ini. Kami ingin penonton dan yang terlibat semua menikmati proses interaksi," pungkas Wahyu.(fdn/udi)