Sempurna Tak Bahagia

Senin 22-11-2021,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

“Kami hanya Butuh Piknik”

“Keluarga kami sempurna. Tapi entahlah, aku tidak bahagia,” keluh seorang wanita ke Ikin, pengacara yang biasa praktik di Pengadilan Agama (PA) Surabaya. Menurut wanita itu, Riris (bukan nama sebenarnya), dia menjalani kehidupan yang baik-baik saja. “Suamiku tidak pernah selingkuh. Anakku tiga dan semua sehat-sehat saja,” tambah Riris. Mereka tidak kekurangan, meski tidak pula berlebih. Demi keluarga, Riris sampai rela berhenti kerja dan menjadi ibu rumah tangga biasa. Itu terjadi setelah kelahiran anak kedua. Memorandum yang duduk di ruang lain kantor Ikin sempat kepo. Kenapa Riris tidak bahagia dikaruniai rumah tangga sempurna seperti itu? “Sejak nikah dan memiliki beberapa anak, aku merasa tercerabut dari jati diriku, Kin. Entahlah. Aku merasa menjadi orang lain,” kata Riris yang teman SMA Ikin. Risis mengakui kini dirinya terbelenggu rutinitas yang membosankan. Riris sang pemerhati dan pecinta lingkungan sudah hilang ditelan sosok baru sebagai istri Danang dan ibu dari ketiga anaknya, sebut saja Eka, Dwi, dan Tri. Mendengar ini, Ikin menyela. Ia bilang, mungkin di situlah salah Riris. Energinya habis tercurahkan untuk orang lain, namun justru tidak tersisa untuk diri sendiri. “Ini yang menjadikan kamu mudah bosan,” kata Ikin. “Pernahkah kamu sampaikan keluhanmu kepada Danang?’’ tanya Ikin. “Belum. Dia sudah cukup sibuk di kantor. Aku tak mau menambah beban pikiran dia,” tutur Riris. Riris mengaku ragu untuk men-sharing-kan masalah ini dengan Danang. Takut pria tersebut salah mengerti. Kalau itu terjadi, bisa saja timbul bermacam-macam dugaan Danang terhadap dirinya. “Aku takut itu yang terjadi. Sebab, dengan kelelahannya setelah bekerja seharian, bisa saja dia salah persepsi,” kata Riris. “Coba saja. Sampaikan apa yang kamu rasakan dewasa ini kepada Danang. Insya Allah dia mengerti. Yang penting jangan menyalahkan siapa-siapa pada masalah ini,” kata Ikin. Sayang, sebelum pembicaraan selesai, azan Magrib menggema. Risis lantas pamit kepada Ikin. Setelah mengantarkan Riris ke mobilnya yang diparkir agak jauh dari kantor, Iki berucap, “Nanti next-nya masalah Riris saya kabarkan,” kata Ikin, yang juga lantas pamit pulang. Dan benar, tiga hari kemudian Ikin menelepon Memorandum. “Tadi Riris ke kantor. Pagi-pagi sekali. Dia mengabarkan bahwa suaminya bisa memahami apa yang dirasakan Riris,” kata Ikin. Tidak hanya memahami, Danang juga mencoba memberikan solusi agar istri yang karanya sangat dicintai itu tidak lagi menjalani hari-harinya penuh beban. Riris diberi kesempatan bersendiri kapan dan di mana pun. Sendiri dalam arti sebenarnya seorangan wae atau menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Happy-happy reuni tipis-tipis dengan para sahabat. Mendengar solusi dan tawaran yang disampaikan Danang, Riris mengaku baru tersadar bahwa mungkin selama ini merasa jenuh hanya karena kurang pikinik. Begitu kata para netizen. Akhirnya Riris mengajak suami dan anak-anaknya berlibur ke wisata air panas Padusan, Pacet, Mojokerto. “Sangat sederhana tapi mampu membuat suasana lain dalam menjalani rutinitas rumah tangga. Sangat sederhana dan murah, Kin,” kata Ikin menirukan apa yang disampaikan Riris. (jos)
Tags :
Kategori :

Terkait