Audiensi dengan Ketua LPMK Kebraon, Forkom RW Walkout Enggan Minta Maaf

Jumat 19-11-2021,19:23 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Perseteruan yang terjadi antara Forum Komunikasi (Forkom) RW Kebraon dengan ketua LPMK Kebraon berlanjut. Saat tiga pilar menggelar rapat audiensi di aula Mapolsek Karangpilang, enam ketua RW memilih walkout ketika hendak tanda tangan resume kesepakatan. Ketua RW 13 Kebraon Setiagil Amari menyebutkan, dari total 13 RW ada 6 RW yang memilih walkout. Yaitu RW 1, 2, 5, 9, 12, dan 13. Sedangkan RW 3 tidak mengikuti rapat audiensi. Adapun RW sisanya bukan menjadi bagian dari Forkom. Menurut Setiagil, alasan dia walkout lantaran pihaknya dipaksa membuat spanduk permintaan maaf sesuai konsep yang diinginkan pihak LPMK Kebraon. Pihaknya tak menghendaki keputusan itu sehingga memilih walkout. "Ya kita tidak setuju. Yang jelas kita memilih diam saja, kita tidak menjawab ya atau tidak. Saya anggap yang setuju pihak mereka saja (LPMK Kebraon, red). Menurut saya rapat koordinasi kemarin yang dilakukan pak kapolsek awalnya bagus tetapi endingnya kurang bagus, itu saja," kata Setiagil, Jumat (19/11/2021). Sehingga pihak Forkom tegas tak akan membuat spanduk permohonan maaf seperti yang diminta pihak LPMK. Jika kemudian perseteruan ini dibawa ke jalur hukum seperti kemauan ketua LPMK sebelum rapat audiensi, Forkom RW Kebraon mempersilakan. "Kita dipaksa untuk meminta maaf, yo aku moleh ae (ya aku pulang saja). Ada lima RW, dengan saya jadi enam meninggalkan rapat audiensi. Kita dipaksa untuk setuju (memasang spanduk), ya kita tidak mau, kita tidak tanda tangan," tegasnya. "Tidak masalah kalau damai, tapi ketua LPMK harus turun. Pertama karena arogansinya kepada para RW, lalu yang kedua (ketua LPMK, red) dia tidak mengerti organisasi. Jadi tupoksinya apa dia tidak paham," sambung Setiagil. Sementara itu, Kapolsek Karangpilang Kompol Eko Sudarmanto mengatakan bahwa rapat audiensi yang digelar Kamis (18/11/2021) menghasilkan titik temu. "Alhamdulillah, antara forum RW dan LPMK saling memaafkan," tandasnya. Disinggung perihal pihak Forkom RW yang melakukan walkout dan tidak setuju membuat banner permintaan maaf, Kompol Eko menuturkan rapat audiensi berakhir damai. "Sampai acara selesai, saya mengucap syukur alhamdulillah, kemudian rapat ditutup dan tidak ada masalah, lancar," tuntasnya. Sedangkan ketua LPMK Kebraon Gatot Setiabudi membenarkan jika di akhir rapat, pihak Forkom mendadak meninggalkan ruangan. Menurutnya, itu wujud inkonsistensi dan ketidakprofesionalan. Sebab pihaknya sudah tanda tangan resume kesepakatan tetapi pihak Forkom tiba-tiba angkat kaki. "Karena mereka (Forkom RW) dulu yang mengajukan untuk islah (damai, red). Saya juga tidak mau sekadar islah setelah mereka menghina saya lewat spanduk, enak saja, makanya kalau harus damai ya mereka minta maaf lewat spanduk juga, atau saya akan tetap membawa ini ke jalur hukum," tegasnya. Gatot juga merasa lucu melihat pihak Forkom yang walkout. Mengingat pada saat Kapolsek Karangpilang melakukan konfirmasi perihal keberatan tidaknya permohonan maaf melalui spanduk, pihak Forkom tidak ada yang keberatan. "Awalnya mereka mengatakan damai. Ditanya Pak Kapolsek yang keberatan agar angkat tangan tetapi tidak ada yang mengangkat tangan. Berarti kan setuju," tandasnya. "Sekarang kalau mereka tidak mau meminta maaf lewat spanduk silakan, maka saya akan melanjutkan ini ke jalur hukum. Jika mereka ingin saya turun menjadi ketua LPMK ya laporkan kesalahan administrasi saya itu seperti apa, jangan asal," imbuh Gatot. (mg-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait