Lama Tak Bersua, Alumni PGA Wachid Hasjim Surabaya Akhirnya Temu Kangen

Minggu 14-11-2021,19:03 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Hampir 42 tahun memendam rindu. Kini, 50 orang yang pernah mengenyam pendidikan guru agama (PGA) di Wachid Hasjim Surabaya dipersatukan kembali di Hotel Singgasana, Sabtu (13/11/2021). Siang itu, ruang Amandaru terlihat berwarna. Silih berganti para alumni angkatan 1980 memasuki ruangan. Saat memandang satu sama lain, terpancar tatapan takjub. Seakan tak percaya bisa ketemu kembali setelah sekian lama. Senyum sumringah dan rona bahagia pun tersaji di tiap sudut meja. Usai dua kali menggelar rapat persiapan, akhirnya acara reuni yang ditunggu-tunggu tiba. Di balik rencana reuni ini, tak terlepas peran penting dari panitia. Di antaranya Imam Ghozali, Choirul Shodiq, Khusnul Bahari, Moch Said Prijadi, Sri Kumala Sari, dan Siti Siamah. Keenam orang itu merupakan suksesor, hingga acara reuni tahun ini dihadiri oleh hampir seluruh alumni, dari angkatan 1974 sampai 1980. Selain para siswa, guru pun turut dihadirkan dalam reuni bertajuk Kangen Rek! ini. Totalnya ada lima orang guru. Perjalanan mereka ke Surabaya diakomodir sepenuhnya. Bahkan, ada yang jauh-jauh datang dari Situbondo. Tak ingin sebatas bercengkerama dan bertatap muka, serangkaian kegiatan telah dipersiapkan oleh para panitia. Diawali dengan pembacaan Tilawatil Quran, acara lalu berlanjut istighotsah dan kultum. Pada momen ini, para alumni Wachid Hasjim diajak lebih banyak bersyukur di tengah kondisi pandemi Covid-19. Setelahnya, acara berlanjut ke segmen succes story. Direktur Utama Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum sekaligus Direktur JPNN, HM Choirul Shodiq SH MH ditunjuk sebagai pembicara. Selain dia, ada pula pengusaha dan praktisi hukum yang sukses merintis karirnya di Jakarta yakni, H Imam Ghozali SH MH. Segmen succes story ini menceritakan dua orang yang mampu bermanuver hingga sukses seperti sekarang. Kendati mengenyam di pendidikan guru agama (PGA), yang pada masa itu dianggap kurang populer, namun nyatanya banyak lulusan PGA yang sukses dan berkompeten. "Saya berharap reuni ini bisa membuahkan hasil. Jadi tidak sekadar silaturahmi, namun memberikan manfaat lebih kepada para alumni. Bersama-sama kita harus bisa mengembangkan sebuah program setelah reuni ini," kata Choirul Shodiq usai menceritakan kisah perjalanan kariernya. Sementara itu, dalam sesi pembekalan guru, ada sosok guru seni Mas M Sunarto MA dan guru matematika Drs M Mujib Jauhari memberikan pembekalan di hadapan para siswanya dulu. Pada kesempatan ini momen haru tersaji. Sunarto berpesan agar anak didiknya yang mulai menginjak usia dan kini sudah memiliki istri, anak hingga cucu itu agar senantiasa menjalankan ukhuwah Islamiah. Sedangkan Mujib saat berada di atas panggung sempat menitikan air mata. Dia merasa terharu. Dia berdiri seakan sedang memberikan materi pembelajaran. Mujib tak percaya bisa melihat kembali murid-muridnya dulu. "Saya sangat terharu sekali. Saya merinding. Sangat mengingatkan masa-masa yang lalu. Kami para guru sangat tersentuh sekaligus senang. Semoga tahun depan bisa diadakan kembali acara reuni seperti ini," ungkap Mujib. Selain Sunarto dan Mujib, turut hadir guru yang lain di antaranya Dra Gaam Rukhoiyah, guru pendidikan moral pancasila; Hudaria, bagian tata usaha (TU); dan Dra Mujayana guru Bahasa Indonesia. Usai ramah tamah, di akhir acara dilanjutkan dengan tebak kuis dan tukar kado. Kesempatan ini dimanfaatkan para alumni untuk saling foto dan saling melempar canda. Terakhir, Imam Ghozali, sosok yang mengakomodir kegiatan reuni Alumni PGA Wachid Hasjim Surabaya 2021 mengaku bersyukur. Sebab acara yang berlangsung tujuh jam itu berlangsung meriah, lancar, dan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat. "Alhamdulillah, ini berkat doa-doa dari para kawan alumni termasuk Pak Choirul Shodiq, sahabat lama saya yang sangat menyuppport kegiatan ini. Alumni PGA ini tak memandang usia, maupun yang lainnya, tapi yang terpenting saling pernah mengharumkan nama PGA Wachid Hasjim, karena PGA kita PGA terakhir di Surabaya yang diizinkan oleh negara," jelas Imam. Kendati acara reuni berjalan meriah, namun Imam merasa belum sukses. Hal ini lantaran dia belum bisa menghadirkan seluruh guru yang dinilainya merupakan sosok pahlawan. "Saya dan kita semua tidak akan jadi apa-apa tanpa kehadiran guru-guru kita itu. Jadi saya dan Pak Choirul Shodiq akan mengagendakan reuni akbar yang akan dihadiri oleh seluruh angkatan dan semua guru. Kita akan persiapkan itu, InsyaAllah terlaksana," tuntasnya. (mg-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait