Surabaya, memorandum.co.id - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meresmikan kubah dan green toilet serta tempat wudu Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS), Kamis (11/11/2021).
Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti didampingi Imam Besar Dr KH Ridwan Nasir, Ketua Baznas Jatim M Roziqi dan Ketua Badan Pengelola MAS H M Sudjak serta Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.
Peresmian green toilet dan tempat wudu sendiri merupakan pengembangan green toilet zona 1 yang juga telah diresmikan oleh Khofifah pada 2020.
Saat itu, Khofifah meresmikan green toilet zona 2, 3 dan 4. Sehingga, dari total 4 zona green toilet yang terdapat di MAS, memiliki jumlah 539 kran wudu, 35 ruang kamar mandi, 41 unit WC, 43 unit urinoir, 21 unit wastafel dengan sistem pro environment.
Pembangunan green toilet dan tempat wudu sendiri diinisiasi Khofifah yang menginginkan toilet di dalam masjid harus indah, baik dan bersih.
Tujuannya yakni agar umat yang beribadah menjadi lebih nyaman dan tenang. Ketua Muslimat NU ini juga menyampaikan, ide adanya green toilet di MAS ini, merupakan pengalamannya saat mengunjungi Masjid di Bandar Sri Begawan, Brunei Darusalam. Di masjid tersebut, terdapat ornamen indah di dalam dan di luar masjid, termasuk di area toiletnya.
"Paling tidak di bawah (green toilet) sudah cukup indah dan bersih serta bisa menjadi bagian referensi bagaimana format masjid dengan suasana indah dan disupport toilet bersih dan indah sehingga menambah nyaman dan khusyuknya jemaah," kata Khofifah.
Untuk diketahui, green toilet MAS berorientasi pro environment. Di dalamnya terdapat sistem pengolahan limbah air wudu dan limbah toilet berupa IPAL yang digunakan untuk menyiram tanaman dan untuk kolam ikan. Sehingga, limbah toilet tersebut pun tidak berbau dan masjid menjadi semakin bersih.
Selain itu, air di green toilet ini juga menggunakan sistem gravitasi naik/turun. Sehingga air yang digunakan pun sehat.
Adapun sistem pencahayaannya telah menggunakan sistem pencahayaan alam dan LED (light emitting diode).
Tidak hanya itu, green toilet MAS juga sudah di-setting sedemikian rupa untuk menghadapi new normal di tengah pandemi Covid-19. Adapun kran-kran air wudu juga diatur dengan jarak sekitar satu meter lebih. Tujuannya agar tidak terjadi kerumunan dan tetap melakukan physical distancing.
Khofifah mengatakan, pembangunan toilet ini merupakan bentuk dari pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan toilet ini adalah inisiatif luar biasa dari pengelola MAS karena limbah dari air wudu tak terbuang begitu saja, melainkan bisa digunakan untuk kepentingan masjid yang lain.
"Saya berharap, sistem ini dapat diikuti oleh masjid-masjid lain di Jatim. InsyaAllah ini manfaatnya akan terus mengaliri dan mengairi kehidupan di lingkungan sekitar Masjid Nasional Al Akbar. Dan tentu saja yang kita harapkan adalah masyarakat yang salat dan wudu di sini akan merasa nyaman," kata Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah mengatakan, green toilet ini semakin menarik karena pembuangan limbah di MAS pada akhirnya disemaikan bibit lele yang berkembang dengan subur.
Menurut Khofifah, konsep ini bisa menjadi referensi rumah Allah yang indah untuk ibadah, menciptakan kekhusyukan dan meningkatkan kemakmuran, sehingga mendapatkan jariyah.
Gubernur Khofifah juga mengapresiasi adanya Taman Asmaul Husna dan Digital Library di MAS. Menurutnya, Digital Library dapat meningkatkan minat kaum muda dan milenial untuk mempelajari banyak hal mengenai agama.
Selain meresmikan green toilet MAS, dalam kesempatan tersebut Gubernur Khofifah juga meninjau pascarenovasi kubah masjid di MAS. Di mana renovasi kubah masjid merupakan renovasi pertama sejak 1995 yang dilakukan dan diinisiasi langsung Gubernur Khofifah.
"Masjid ini sudah 22 tahun didirikan dan belum pernah kubahnya direnovasi. Di mana peletakan batu pertama dilakukan Wakil Presiden RI Bapak Tri Sutrisno pada 1995, diresmikan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 2000 dan direnovasi oleh Gubernur Khofifah pada 2021," kata Ketua Badan Pengelola Masjid Al Akbar Surabaya KH Sudjak.
Adapun renovasi kubah berukuran 54 x 54 meter tersebut membutuhkan waktu satu tahun. Di mana renovasi tersebut di antaranya penggantian space frame dan pengecatan kubah dengan sistem oven di atas suhu 100 derajat serta lapisan enamel agar memastikan anti karat sehingga tidak terjadi kebocoran dan umat yang beribadah pun menjadi nyaman.
"Ibu Gubernur sangat berkeinginan bagaimana masjid harus indah dan nyaman . Karena masjid tidak hanya untuk yang akan salat, melainkan untuk kegiatan mengaji, berbudaya dan kegiatan amaliah," imbuh KH Sudjak
Pada kesempatan tersebut, pengurus MAS mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Jatim karena dalam dua tahun terakhir mendapatkan perhatian khusus berupa hibah renovasi.
"Di mana sebelumnya pada 2020, MAS telah mendapatkan bantuan untuk merenovasi kubah utama, pengecatan gedung ruang utama dan pengaspalan. Pada 2021, MAS kembali mendapatkan bantuan hibah renovasi dan rehabilitasi untuk Kubah anakan dan green toilet," ujarnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, Ketua Muslimat NU Jatim Hj Masruroh Wahid, Ketua Badan Pengelola MAS HM Sudjak serta beberapa Kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim dan perwakilan PW Muhammadyah Jatim dan perwakilan PW LDII Jatim. (day/fer)