Kenalkan Batik Nganjuk ke Jember 

Minggu 08-09-2019,07:55 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

JEMBER - Yuni Sophia Istri Bupati Nganjuk menghadiri Grand Fantshion Show di  Atrium utama Lippo Plaza Jember. Ia menggandeng desainer dari Kabupaten Malang, mengenalkan batik khas Kabupaten Nganjuk pada acara Jember Fashion Society (JFS).

Dalam acara bertema Fantashion – Fantasy Meets Fashion yang digelar sejak Senin (2/9) dan  berakhir Minggu (8/9) Istri bupati yang juga dikenal dengan sapaan Yuni Novi Rahman Hidayat Syah menampilkan tiga tema. Yaitu kasual, formal, dan addressini atau yang bisa dipakai baju laki-laki maupun perempuan.

“Di JFS kali ini Kita akan tampilkan 10 look, sebelumnya  saya juga sudah mengikuti event-event di Surabaya. Ini adalah salah-satu jalan kami untuk bisa menuju ke Jakarta Fashion Week maupun Indonesia Fashion Week," katanya usai diskusi di Lippo Mall Jember, Sabtu (7/9) sore .

Menurutnya keikutsertaannya di JFS  ini guna mengenalkan Kabupaten Nganjuk dengan batiknya dan mengangkat pembatiknya. “Hal ini sesuai dengbn pengarahan Tri Cipta Bakti bapak Bupati yaitu infrastruktur pembangunan, sumber daya manusia yang unggul, dan ekonomi kerakyatan mandiri.

“Jadi kita berperan dua poin itu, yakni sumber daya manusia dan ekonomi kerakyatan yang mandiri salah satunya melalui para pembatik.  Kita angkat pembatik agar lebih kreatif lagi di dalam dunia fashion, supaya masyarakat di luar Nganjuk maupun di Nganjuk agar cepat bisa mengenal apa itu batik Nganjuk dan juga apa ciri khas dari batik Nganjuk itu," jelas Yuni Sophia

Lembih lanjut Yuni menjelaskan bahwa banyak motif batik nganjuk itu, sekitar 30 an, tetapi 10 yang sudah diakui. Di setiap daerah itu memiliki ciri khas masing-masing, jadi di sini selain ada Jaya Stanba kita ambil dari sejarah, juga ada Sedudo, Roro Kuning,  ada berambang ada nasi becek dan masih banyak lagi itu kita tuangkan di dalam batik itu.

Sebagai ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nganjuk, dirinya berkeinginan untuk bisa mengangkat membantu dari programnya bupati, salah satunya adalah menciptakan sumber daya manusia para pembatik yang handal yang siap bersaing, selain itu saya menginginkan supaya nanti Nganjuk itu lebih dikenal batiknya walaupun tidak bisa lewat pariwisatanya, kita kenalkan lewan batiknya.

Untuk itu Yuni sangat mengapresiasi JFS ini, bahkan dirinya berharap akan ada even yang yang lebih besar dari  ini yaitu Jember Fashion week. “Itu yang kita tunggu dan pasti kami ikuti, termasuk sejumlah event-event lain yang ada di Jawa Timur, karena untuk bisa mengikuti event yang lebih tinggi kita memang harus mengikuti beberapa even dalam satu even di luar daerah, "jelas dia

Menjawab pertanyaan berapa disainer yang sudah digandeng,  sebenarnya banyak, tapi untuk sementara ini yang direkrut baru satu yaitu QMR, dari Malang. Karena ini baru permulaan, tidak menutup kemungkinan nanti akan menggandeng disainer-disainer lain membantu pemerintah mengangkat batik nganjuk dan mendesain, karena pihaknya sudah memiliki brand Yuni Sophia.

Hal senada disampaikan oleh Eny Kepala Perindustrian dan perdagangan Nganjuk. Untuk mengangkat batik nganjuk, yaitu menggali potensi, yang selama ini Ngajuk masih dipandang sebelah mata oleh daerah lain. Karena dianggap potensi-potensinya belum dieksplor  secara maksimal.

“Tugas kami yaitu melatih embrio yang ada di masyarakat yang baik maupun belum untuk ditingkatkan kualitas prodak maupun kuantitas prodaknya melalui pelatihan-pelatihan. Mulai dari kerajinan sampai mamin, mulai dari membuat olahan sampai dengan standarisasinya dan  packaging-nya hingga mempromosikannya”, jelasnya.

Sementara untuk motif batik yang sudah dipatenkan, Jaya Stanba, yang belum Nyawiji, ini petunjuk bapak bupati untuk menuju pembangunan yang berprestasi dan bermartabat itu perlu menyamakan persepsi tujuh orang bergandengan untuk mencapai tujuan, kalau pitu itu mendapat pitulungan.

“Sehingga kami dalam mengimplementasikan visi dan misi beliau.  Pemberdayaan ekonomi, khususnya batik ini, perajin-perajin  yang ada di desa-desa itu selalu kami latih. Bahkan kami magangkan ke Solo, Bangkalan,  dan Klaten. Pokoknya mana ada pusat batik kita datangi untuk magang disitu," beber dia. (edy/udi)

Tags :
Kategori :

Terkait