Dua Anak Yatim Korban Covid-19 di Jombang Resmi Jadi Santri

Selasa 19-10-2021,18:24 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Jombang, memorandum.co.id - Masih hangat dalam ingatan kita tentang tiga anak yatim yang tinggal di Rumah Isoter SMPN 1 Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada dua bulan yang lalu. Dimana ketiga anak yatim tersebut ditinggal oleh ibunya karena meninggal dunia akibat terpapar Covid-19. Ketiga anak tersehut yakni BM (16) dan dua adiknya, AR (13) dan AE (5), warga Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno. Kini, keinginan BM dan AR untuk menjadi santri telah terwujud. Sedangkan adik paling bungsu, AE sudah tinggal di sebuah panti asuhan milik salah satu ponpes yang ada di Ngoro, Jombang. Dengan diantar oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas Mojowarno dan seorang pakdhenya, BM dan AR kini telah resmi menjadi seorang santri di Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas, menjelang Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021. Dengan ditemui langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Putra Al-Wahabiyyah 1 dan Putri Al-Lathifiyyah 2, Bahrul Ulum, Tambak Beras, Jombang, Hj Mundjidah Wahab yang juga sebagai Bupati Jombang, BM dan AR berkesempatan mengenakan jas almamater warna hijau milik Pondok Pesantren Putra Al-Wahabiyyah 1 Bahrul Ulum Tambakberas. Suasana haru terlihat dalam momen tersebut. Sesekali Bupati Mundjidah mengelus-elus kepala dua anak yatim sembari mengingatkan agar mereka selalu mendoakan almarhumah ibunya. Pengasuh Ponpes Al-Wahabiyyah 1 dan Al-Lathifiyyah 2, Bahrul Ulum Tambakberas, Hj Mundjidah Wahab mengatakan, bahwa dua anak yatim ini pada dua bulan yang lalu masih di Isoter. Dan ibunya meninggal dunia karena Covid-19. Ayahnya sudah lama meninggalkan rumah, sudah pisah sama ibunya. "Sekarang BM dan AR kini menjadi siswa Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Abdul Wahab Hasbullah, dan AR menjadi siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bahrul Ulum. Disini banyak anak-anak yang kita fasilitasi. Mondoknya maupun sekolahnya gratis semua," katanya, Selasa (19/10/2021). Bupati Mundjidah menegaskan, soal pendidikan kedua anak yatim ini secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan nantinya hingga ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. "Bisa (sampai perguruan tinggi) selama masih tetap di sini. Banyak di sini yang sarjana dan jadi ustadz. Jadi seperti di sini satu ribath menerima, kita ada 40-an (ribath)," tukasnya. Sementara itu, pakdhe dari BM fan AR, Muhammad Rukin menerangkan, bahwa pihak keluarga menyambut baik tawaran dari Bupati Mundjidah Wahab yang memberikan jaminan pendidikan di ponpes secara gratis. "Alhamdulillah ada tawaran dari Ibu Bupati. Dan anaknya (BRM dan AR) juga sudah siap. Saya terima kasih kepada Ibu Bupati yang sudah sangat-sangat membantu anak-anak ini," pungkasnya. (yus)

Tags :
Kategori :

Terkait