Cinta di Bawah Guna-Guna (3)

Selasa 12-10-2021,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Mendadak Menikah

Sejak itu hubungan Tami vs Danang berubah 180 derajat. Malik grembyang. Kalau dulu sumpah serapah yang ditujukan ke Danang, kini sebaliknya. Hampir tiap hari Tami mengajak Dina berbincang soal Danang. Apa saja bisa jadi bahan pembicaraan. Sampai-sampai Dina eneg dan berusaha menghindar bila hendak bertemu Tami. Suatu saat Dina pernah mengingatkan sikap Tami yang dulu, tapi selalu dibantah. “Dulu kita belum mengenal dia. Ternyata Danang orangnya baik,” kata Tami. Tidak cukup sekadar baik, berbagai pujian yang dilontarkan Tami untuk Danang bikin Dina geleng-geleng. Dina sampai takut, jangan-jangan Tami kena guna-guna pemuda tersebut. Sebab, bukan tidak mungkin hal ini terjadi, terutama bila melihat perubahan sikap Tami yang tidak masuk akal. Sakdet-saknyet berubah 180 derajat. Dina yakin ada sesuatu yang tidak wajar. Hal ini pun pernah disampaikan kepada Tami. Tapi apa tanggapan perempuan dengan lesung pipi itu? Tami marah-marah. Bahkan mengancam putus hubungan pertemanan bila Dina terus menyampaikan hal-hal yang buruk soal hubungannya vs Danang. Dina menyerah. Dia tidak lagi mau terlibat pembicaraan tentang Danang. Dina malah bersyukur kini sudah bisa terlepas dari tanggung jawab sahabat bila suatu saat terjadi apa-apa pada Tami. Terutama bila berhubungan dengan Danang. Sementara itu kehidupan terus berputar. Sekitar dua-tiga bulan kemudian Tami dan Dina sama-sama diterima kerja, hanya bukan di tempat yang sama. Tami di Surabaya, sedangkan Dina di Sidoarjo. Walau begitu tempat kos mereka tetap sama. Sebulan kemudian Tami menikah. Dengan Danang. Mendadak dan digelar amat sederhana di rumah orang tua Tami di Benowo. Tidak banyak yang diundang. Di antara penghuni kos, hanya Dina dan ibu/bapak kos yang hadir. Dina sempat bertanya-tanya dan nekat mengemukakannya kepada Tami, kok amat mendadak. Sahabatnya itu mengaku mengejar waktu karena adik perempuannya juga akan menikah. Supaya tidak kedahuluan, Tami vs Danang disegerakan nikah. Anehnya, setelah menikah, Tami dan Danang tidak segera mencari tempat tinggal. Danang malah bergabung tinggal di kos-kosan Tami yang hanya satu kamar. “Ternyata Danang sangat kasar. Dia suka main tangan,” kata Ikin menirukan keluhan Tami. Kebahagiaan yang diimpikan Tami setelah menikah jauh dari angan. Setelah tinggal bersama Danang, justru kekerasan yang dia dapatkan. Toh demikian, Tami tidak pernah mengeluh. Dina yang justru sakit hati. Seperti tidak terima sahabatnya diperlakukan semena-mena. Dia sering cekcok menghadapi Danang. “Tami diperlakukan sangat kasar dan seenak udele Danang,” kata Dina kepada Ikin saat kali pertama mendampingi temannya berkonsultasi. (jos, bersambung)  
Tags :
Kategori :

Terkait