Dimediasi Kapolsek Karangpilang, Polemik Forkom RW dan Ketua LPMK Kebraon Temui Jalan Buntu

Kamis 07-10-2021,20:09 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Polemik antara Forkom RW Kelurahan Kebraon dengan ketua LPMK setempat menemui babak baru. Keduanya diajak berembug Kapolsek Karangpilang Kompol Eko Sudarmanto dalam rapat koordinasi di aula Mapolsek Karangpilang, Kamis (7/10/2021) siang. Pada kesempatan itu, Eko Sudarmanto berniat mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai. Sayang, upaya musyawarah yang berlangsung 3,5 jam itu berujung deadlock alias menemui jalan buntu. "Saya ingin menangani masalah ini supaya clear. Saya mencoba menengahi. Dari pihak RW tadi sudah sepakat mau untuk saling memaafkan. Sedangkan Pak Gatot (ketua LPMK Kebraon) masih minta waktu. Karena mungkin dengan dipasangnya banner itu dia masih merasa harga dirinya diinjak-injak. Sehingga masih deadlock," jelas Eko. Kendati demikian, Kapolsek Karangpilang menegaskan, bahwa mediasi ini sudah final. Sehingga pihaknya tinggal menunggu keputusan ketua LPMK Gatot Setiabudi. Bila terpaksa ditempuh melalui jalur hukum, kapolsek bersedia mewadahi. "Monggo, silakan. Itu hak Pak Gatot sebagai warga Negara Indonesia, kan. Jadi saya tidak mungkin melarang," tandasnya. Sementara itu, ketua LPMK Kebraon Gatot Setiabudi menyebut apapun keputusannya, pihaknya akan memberikan jawaban langsung ke Kapolsek Karangpilang secepatnya. Niat untuk melaporkan Forkom RW Kebraon masih dia tahan. "Keputusan saya untuk jadi melaporkan atau tidaknya masih saya koordinasikan dengan keluarga. Karena pemasangan banner itu bukan menyerang psikis saya saja, melainkan juga berdampak kepada anak dan istri saya," ungkap Gatot. Gatot juga menyayangkan berbagai pihak yang mendesaknya agar mau berdamai. Gatot menilai pihak-pihak tersebut memandang pemasangan banner tersebut seakan hal yang lumrah. Padahal dia yakin, siapapun tak akan mau dipasangi banner seperti itu. "Saya tanyakan kepada lurah dan camat mau tidak dipasangi banner seperti itu, ditulis arogan, tidak mempunyai etika berorganisasi, hingga disebut penuh intrik monopoli dan politik kotor. Lurah dan camat kan nggak mau, sama halnya dengan saya, sekarang kok gampang sekali menyuruh damai, kalian saja tidak mau dibegitukan," cetusnya. Sedangkan ketua Forkom RW Kebraon Supriyo menegaskan, bahwa hasil mediasi berakhir deadlock. Sehingga apapun keputusan Gatot Setiabudi nanti, pihaknya siap menerima. "Ya tadi kami sudah mengajak berdamai tapi yang bersangkutan masih enggan," kata Supriyo. Adapun ketua RW 13 Setiagil Amari mengaku siap menerima apabila ketua LPMK memutuskan untuk melanjutkan ke pihak kepolisian. "Tidak apa-apa. Ya kami akan mempersiapkan bukti-bukti yang ada," tuntasnya. (mg-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait