Kebun Raya Mangrove Segera Dibuka, Terapkan Aplikasi Peduli Lindungi

Selasa 05-10-2021,15:43 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, Memorandum.co.id - Kebun Raya Mangrove (KRM) di Surabaya hingga saat ini masih tutup. Namun, bukan berarti tidak ada aktivitas bagi petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya untuk tetap menjaga kondisi KRM tersebut. Di saat tidak ada pengunjung, perbaikan terus dilakukan. Mulai dari perawatan jogging track dan pembangunan stan khusus kuliner. Meski anggaran untuk pembangunan di KRM dan Tahura yang terefocusing Rp 5,8 miliar. Dikatakan Kepala DKPP Kota Surabaya Yuniarto Herlambang, bahwa pihaknya hanya pemeliharaan jogging track dan mangrove. "Untuk sentra kuliner yang mengerjakan teman-teman cipta karya. Tapi yang jelas tahun ini harus jadi, karena itu anggaran tahun ini," ujar Herlambang, Selasa (5/10). Tambah Herlambang, nantinya yang mengisi PKL atau UMKM-nya dari Kecamatan Gunung Anyar. "Jadi memberdayakan warga sekitar Gunung Anyar," jelasnya. Untuk pengembangan mangrove di KRM, tetap dilakukan. Jadi konsepnya memang sudah berubah, itu kan harus ada pengembangan-pengembangannya. "Informasinya memang sekitar situ sudah area konservasi mangrove. Kanan kirinya yang Gunung Anyar itu masih persilnya orang. Tapi belum ada anggaran untuk pengembangan persil orang," tambah Herlambang. Lanjutnya, pengembangan mangrove sisi kanan memang dan itu sudah penuh, sehingga selama ini bibit mangrove ditanam di pinggir laut. "Jadi teman-teman itu misalkan bebek-bebekan, bayarnya kan pakai bibitnya mangrove itu dikumpulkan teman-teman nanti di tanamnya di muara," lanjutnya. Tambah Herlambang, untuk yang di Medokan Sawah masih ada tambak-tambaknya. "Mungkin kombinasi yang di Medokan Sawah itu masih ada tambak. Kemungkinan sistemnya tumpang sari, ada mangrove juga ada tambak. Terkait KRM yang belum buka, tambah Herlambang, pihaknya masih menunggu QR code Peduli Lindungi. "Beberapa hari sudah buat surat. Tunggu itu intinya," jelasnya. Untuk alur pengunjung, Herlambang menegaskan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). "Itu sudah pernah di-assessment, kapasitas kita sekitar 300-an. Nanti masing-masing karena jembatannya terbatas tidak boleh ramai-ramai," ujarnya. Herlambang menambahkan, info dari PU itu jembatannya jembatan darurat. "Maka dibuka dua pintu. Dan kita batasi pengunjung," jelas Herlambang. Memang kapasitas 300 orang tapi secara fluktuatif bisa 1.000 orang. "Jadi kontrolnya pakai kartu, jadi kartunya jumlah 300. Kalau itu habis ya tutup, menunggu keluar baru menambah pengunjung," pungkas Herlambang. (fer)

Tags :
Kategori :

Terkait