SURABAYA - Ratusan nelayan Tambak Wedi, Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, bersitegang dengan pekerja proyek pembangunan pos nelayan, Kamis (15/8) pukul 09.30. Pemicunya, para pekerja proyek tersebut terpaksa membongkar dua pos nelayan yang dikerjakannya karena belum menerima upah selama tiga minggu dari pelaksana proyek. Alhasil, pekerja pun melampiaskan kekesalannya dengan membongkar atap pos nelayan yang berada tepat di sisi barat Jembatan Suramadu. Muhammad Nur, salah seorang pekerja yang menjadi sasaran amuk nelayan mengatakan, waktu itu dirinya dan rekan pekerja lain berniat membongkar atap bangunan. Namun, upaya pembongkaran tersebut diketahui para nelayan yang juga warga setempat. Para nelayan yang tersulut emosinya menggeruduk dan menghentikan pembongkaran tersebut. "Pos nelayan ini saya bongkar bersama rekanan pekerja. Kami kesal karena sudah tiga minggu gaji tidak keluar," kata Muhammad Nur, pekerja pembangunan pos nelayan. Dia mengungkapkan, dari pekerjaan tersebut setiap hari mendapatkan upah Rp 150 ribu. "Jika ditotal gaji saya yang belum cair selama tiga minggu sekitar Rp 2,7 juta,"keluh dia. Sementara Nuri, ketua pelaksana pembangunan pos nelayan menjelaskan, kejadian ini berawal dari kekesalan pekerja yang tidak terbayarkan gajinya. Lantaran PT PP belum mengucurkan dana kepada PT Bimantara yang ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan tersebut. "Ketika saya tanyakan kepada PT Bimantara, dana tersebut belum dicairkan PT PP. Ketika saya konfirmasi ke PT PP ternyata benar, balum ada pencairan. Katanya menunggu dari pusat dan kepastiannya kapan akan dibayar masih belum jelas,” terang Nuri. Lebih lanjut, Nuri mengatakan, untuk pekerjaan pos nelayan itu pihaknya dituntut agar menuntaskan pembangunan 100 persen. Hanya saja, sampai saat ini progresnya masih 90 persen. Lantaran masih terkendala aliran dana yang tak kunjung dikucurkan. “Bagaimana kita mengerjakannya?Dana belum cair. Perlu diketahui dana yang dikucurkan dari SPK (sistem pendukung keputusan) pembangunan nilainya Rp 220 juta. Sedangkan yang sudah saya terima hanya Rp 40 juta lebih. Itu saja dicicil,” ungkap Nuri. Sementara Ketua Nelayan Tambak Wedi Muhammad Imam Robi’i menjelaskan, para nelayan berharap pembangunan pos nelayan tersebut segera tuntas. Sebab, manfaat dari fasilitas umum itu sangat dibutuhkan untuk beragam kegiatan nelayan. "Tadi (kemarin, red) saya dapat laporan dari para nelayan. Saya juga kaget, kenapa dibongkar? Kami semua sempat bersitegang dengan pekerja.Untung waktu itu amarah para nelayan bisa diredam. Sehingga tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” papar dia. (alf/be)
Pos Dibongkar, Nelayan Tambak Wedi-Pekerja Bersitegang
Jumat 16-08-2019,08:00 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Jumat 27-12-2024,12:43 WIB
Pengurus PWI Mojokerto Periode 2024-2027 Dilantik
Kamis 26-12-2024,20:52 WIB
Pemkot Surabaya Kerahkan Drone Cari Balita Hanyut di Babatan Wiyung, Perluas Pencarian hingga 5 Kilometer
Jumat 27-12-2024,15:17 WIB
Transformasi 35 Puskesmas dan RSUD Kepohbaru di Kabupaten Bojonegoro Menjadi BLUD
Jumat 27-12-2024,11:51 WIB
Hari Ketujuh Ops Lilin Semeru 2024, Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Terpantau Lancar
Jumat 27-12-2024,15:50 WIB
Balita Babatan Wiyung yang Terseret Arus Saluran Air Ditemukan Tak Bernyawa
Terkini
Jumat 27-12-2024,20:29 WIB
Pemkot Surabaya Fasilitasi Pemulangan Jenazah Balita dan Dikawal Polrestabes Surabaya ke Pasuruan
Jumat 27-12-2024,20:21 WIB
Bhayangkari Wonocolo Dukung Upaya Jaga Kondusifitas Nataru
Jumat 27-12-2024,20:13 WIB
Bhayangkari Surabaya Sentuh Hati Personel Pospam dengan Bingkisan Hangat
Jumat 27-12-2024,19:55 WIB
Kajati Jatim: Penegakan Hukum Punya Peran Strategis Mendorong Kemajuan Ekonomi Jawa Timur
Jumat 27-12-2024,19:47 WIB