Dua Pelari Surabaya Marathon Meregang Nyawa

Minggu 04-08-2019,15:57 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

SURABAYA - Dua peserta Surabaya Marathon 2019 meninggal dunia. Sebelum meninggal dua peserta ini sempat pingsan dan mendapat bantuan medis, namun tetap tidak sadarkan diri hingga dibawa ke IGD RSUD dr Soetomo Surabaya. Namun nyawa keduanya tidak tertolong. Peserta tersebut yakni Komisaris Malang Post, Husnun Nadhor Djuraid (60), asal Malang dengan nomor peserta 5721, dan Oentung P Setiono (55) yang berasal dari Jakarta dengan nomor peserta 5755. Kedua korban itu mengikuti Surabaya Marathon 2019 di kategori lari dengan jarak 10 kilometer. Saat sampai di Jalan Pemuda (depan Bank BTPN) ayah empat anak ini (Husnun,red) terjatuh dan langsung tidak sadarkan diri. Sementara Oentung terjatuh di Jalan Basuki Rahmat (depan Dyandra). Kedua nya sempat mendapat perawatan namun tetap tidak sadar hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Saat tiba di rumah sakit ternyata kondisi keduanya telah meninggal dunia. Kemudian jenazah korban dibawa menuju kamar mayat untuk melakukan administrasi pengambilan jenazah. Anak Husnun, Amalia Kautsariah mengatakan bahwa ia mendapat informasi jika ayahnya meninggal sekitar pukul 07.00. “Keluarga dikabari jika bapak meninggal setelah lari 8 KM. Demi memastikan kebenarannya saya hubungi keluarga di Surabaya, tertanya memang ayah telah meninggal,” kata Amalia saat berada di Kamar Jenazah RSUD dr Soetomo. Amalia menceritakan jika ayahnya tersebut berangkat menuju Kota Pahlawan untuk mengikuti ajang Surabaya Marathon menggunakan bus. "Kemarin siang naik bus sendiri. Mau ikut marathon 10 kilometer pamitnya,” ucapnya. Amalia menambahkan, berdasarkan informasi yang dia peroleh Ayahnya pingsan saat lari dan langsung mendapat penanganan medis. “Tadi saat jatuh sudah dibantu tim medis dengan Resusisasi Jantung Paru (RJP) tetapi tidak merespons. Lalu dibawa ke IGD untuk diadrenaline namun juga tidak merespons," paparnya. Amalia melanjutkan bahwa ayahnya tersebut sempat menginap di rumah sakit karena mengikuti ajang lari juga di event lainnya. "Sempet ngamar (rawat inap) tapi sudah sembuh. Sempet ikut Borobudur, Prambanan itu bisa sampai finish 10 kilometer," ujarnya. Menurut Amalia, ayahnya tersebut memiliki riwayat penyakit jantung. "Iya Kelelahan, jantung sih," imbuhnya sambil mengatakan jika jenazah ayahnya akan segera dibawa ke Malang untuk makamkan hari ini. Sedangkan jenazah Oentong belum di kunjungi oleh keluarganya namun telah didampingi oleh teman-temannya di RSUD dr Soetomo, ia dikabarkan akan dimakamkan di Solo.(x-3/tyo)  

Tags :
Kategori :

Terkait