Kupas Film Dokumenter, DKJT Tumbuhkan Hasrat Para Sineas di Jatim

Selasa 20-07-2021,09:21 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Surabaya, memorandum.co.id - Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) menggelar pemutaran film dan diskusi film dokumenter bertajuk Kronik Seni Film Jawa Timur. Kegiatan ini sebagai bagian dari program kerja dari Departemen Penelitian dan Pengembangan DKJT. Pemutaran dan diskusi dokumenter ini diselenggarakan secara daring melalui zoom dan dapat ditonton melalui live streaming kanal YouTube Dewan Kesenian Jawa Timur. Menurut Perwakilan Departemen Penelitian dan Pengembangan DKJT, Yogi Ishabib, bahan film pada pemutaran film ini diambil dari dokumen arsip kegiatan DKJT, untuk selanjutnya disulap menjadi video dokumenter kepada masyarakat. "Film yang dibuat selama satu bulan kerja sama antara Departemen Penelitian dan Pengembangan Dewan Kesenian Jawa Timur dengan rumah produksi Hinterhov, memotret dari berbagai sudut pandang mulai dari pelaku film, pemerhati, sampai dengan birokrasi," kata Yogi, Selasa (20/7/2021). Lebih lanjut, Yogi menuturkan, program tersebut bermaksud untuk melacak, mengumpulkan, menyelamatkan, dan mempublikasikan arsip-arsip seni secara berkala dalam bentuk seri video dokumenter yang terbit atau dirilis tiap tahun. Misal, di tahun pertama melakukan penelitian, pengarsipan, mencetak katalog, dan merilis video dokumenter kronik seni film. Dilanjutkan pada tahun kedua, musik, di tahun ke tiga teater, di tahun ke empat tari, dan seterusnya. "Program Seri Kronik Seni di Jawa Timur ini mencakup berbagai tema yang relevan bagi dunia seni dengan tujuan untuk menyediakan rujukan, baik berdasarkan kajian dan riset berdasarkan arsip dan data, maupun rujukan teoritis hingga praksis seputar aktivitas seni di Jawa Timur," ujarnya. Tidak hanya itu, dalam kegiatan tersebut, pihak penyelenggara juga melakukan diskusi yang panjang. Mengupas tuntas tentang dunia perfilman dari berbagai sudut pandang yang berbeda. "Acara ini akan menghadirkan empat pembicara yang menawarkan sudut pandang yang berbeda. Pertama, Sol Amrida yang merupakan pegiat film, ada Theo Maulana yang membesarkan komunitas sinema intensif sekaligus kurator. Ketiga, Mahesa Desaga sutradara berpengalaman yang dapat memberikan tanggapan terhadap penyelenggaraan diskusi dan kehadiran film yang dapat difungsikan sebagai arsip. Keempat, Wimar Hendarto yang akan menjelaskan tantangan dalam memproduksi film di Jawa Timur," jelas Yogi. Ke depan Yogi berharap, film yang disajikan ini dapat menjadi rujukan. Baik berdasarkan kajian dan riset berdasarkan arsip dan data, maupun rujukan teoritis hingga praksis seputar aktivitas seni di Jawa Timur. "Semoga dengan diselenggarakannya pemutaran film ini dapat menjadi rujukan, dan awal dari pembangunan perfilman di Jawa Timur," harapnya. (mg3/gus)

Tags :
Kategori :

Terkait