Rektor Untag Ajak Lebih Peka untuk Berbagi pada Bulan Ramadan

Senin 10-05-2021,17:08 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, memorandum.co.id - Tidak hanya pandemi Covid-19 yang masih terasa keberadaannya, melainkan suasana bulan suci Ramadan juga dirasakan khususnya oleh umat Islam di seluruh dunia. Menapaki Ramadan di tengah pandemi ini, Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Dr Mulyanto Nugroho, CMA CPA mengajak kepada seluruh sivitas akademika untuk tetap bisa melakukan ibadah dengan baik dan saling berbagi kepada sesama. "Selagi di bulan suci Ramadan, baiknya kita yang punya ekonomi stabil harus memiliki kesadaran dan empati terhadap sekelilingnya," ujar cak Nug sapaan akrab Mulyanto Nugroho, Senin (10/5/2021). Di samping kesibukannya sebagai dosen fakultas ekonomi dan bisnis (FEB), dia juga sebagai ketua Ta’mir Masjid Agung At-Taqwa Sidoarjo sejak 2010 lalu. Sehingga selama bulan Ramadan ini, cak Nug banyak mengisi waktunya dengan kegiatan di masjid seperti berbagi dan aktivitas ibadah lainnya. “Setiap hari kami mengadakan buka puasa bersama menyiapkan 200 nasi dan takjil per hari. Apalagi di pekan malam lailatul qadar ini kami pasti meng-handling," tuturnya. Bagi cak Nug, Ramadan ialah momentum mengajarkan tentang banyak hal dan waktu yang tepat dalam menuai kebaikan tanpa mengharap pamrih dari siapapun. Ramadan juga dimaknainya sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sembari menjalankan rukun iman serta rukun islam. Di masa pandemi Covid-19 ini, kata cak Nug, telah membuat perekonomian masyarakat berada dalam posisi yang sulit, “orang miskin di Indonesia mengalami kenaikan 0,57 persen dibanding 2020, di angka 9%. Kalau agregat total turun 20%," ulasnya. Untuk itu, selain menunaikan ibadah salat, Ramadan ini dirinya mengajak kepada khalayak luas mengamalkan bantuan lebih banyak lagi kepada para fakir miskin. Sehingga indahnya bulan Ramadan terisi amalan perbuatan baik dan kembali ke fitri. “Selain menjalankan ibadah kewajiban lima waktu, alhamdulillah juga menjalankan puasa diikuti salat tarawih. Bahkan di 10 hari terkahir Ramadan ini sering itikaf, salat malam, salat Tahajud, salat Hajat, salat Tasbih, itu saya lakukan,” tuturnya. Cak Nug juga menyempatkan tadarus secara tekun setiap kali sebelum waktu subuh maupun malam. Baginya, meski kali kedua bulan Ramadan di tengah pandemi, dia tetap melakukan hal yang produktif dan menyempatkan untuk selalu berzikir. Harapan cak Nug di bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan ini, dirinya mengamini agar kondisi perkekonomian di Indonesia segera kembali stabil dan sejahtera bersama-sama. “Mudah-mudahan pandemi segera berlalu, sehingga ekonomi segera tumbuh kembali dan (jumlah) fakir miskin makin kecil. Mari tingkatkan keimanan untuk saling menghargai dan menciptakan kedamaian yang menjadikan kita kembali fitrah dengan saling memaafkan. Karna indahnya berbagi melengkapi indahnya kebersamaan dalam nuansa Ramadan," pungkasnya. (mg3)

Tags :
Kategori :

Terkait