Persiapan Peparprov Jatim 2021, Atlet Disabilitas Surabaya Latihan di Tempat Seadanya

Jumat 23-04-2021,21:00 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Para atlet paralimpik yang berada di naungan NPCI Surabaya mengaku kecewa. Sebab, Lapangan Thor yang kerap digunakan aksesnya ditutup. Para atlet terpaksa berlatih di tempat seadanya. Padahal, satu bulan lagi mereka harus berlaga di ajang Pekan Paralimpik Provinsi Jatim I 2021. Seperti yang diutarakan Firza Faturahman, atlet cabang olahraga (cabor) atletik lari kelas upper (keterbatasan pergelangan tangan, red) 100 dan 200 meter. Firza yang pernah merengkuh medali emas pada Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Nasional (Popnas) ini sedih karena tidak ada sarana dan prasarana yang memadai untuknya berlatih. "Sangat berbeda sekali rasanya, di sini kan keras lantainya jadi kurang maksimal untuk digunakan berlatih," tutur arek Suroboyo yang bermukim di bilangan Rungkut ini, Jumat (23/4/2021). Menurutnya tidak ada alternatif lapangan lain yang sesuai untuk berlatih bersama rekan-rekan atlet paralimpik lainnya kecuali Lapangan Thor. Selain kaya fitur juga berada di tengah kota, sehingga bisa dijangkau oleh atlet paralimpik lainnya. "Ada Lapangan Kodikal tapi jauh. Walaupun begitu saya terpaksa ke sana meski nyetir dengan satu tangan. Tapi teman-teman penyandang disabilitas lain pasti ada yang kesulitan. Bahkan ada yang diantar oleh orang tuanya untuk datang latihan. Makanya kalau Lapangan Thor ini pas, tapi sayang tidak boleh digunakan," jelasnya. Selain Firza, ada pula Muhammad Abdullah Ibrahim yang bergelut di cabor atletik lari 100-200 meter kelas low vision. Artinya, Ibrahim memiliki keterbatasan dalam pandangannya. "Di lapangan saja kadang masih nabrak orang, disangka penglihatan saya normal. Apalagi ini di luar lapangan jadi tentu lebih sulit dan perlu berhati-hati lagi," tutur Ibrahim. Senada dengan Ibrahim, Syaiful Arifin atlet cabor tolak peluru lower 42 kelas duduk yang mengalami keterbatasan kaki kiri akhirnya hanya bisa berlatih fisik saja. Sebab tidak mungkin dia berlatih tolak peluru sembarangan, apalagi dalam ruangan. "Kalau di sini ya hanya latihan fisik saja jadinya. Kalau di Lapangan Thor kan ada fasilitasnya. Bisa di lakukan di sana. Alternatifnya saya pakai lapangan yang ada di daerah Manukan, untungnya gratis," kata Arifin. "Terus terang kecewa, karena ini kan ada kompetensi, ada lomba, seharusnya diberi kelonggaran. Tapi nyatanya sejak Januari kami masih belum diizinkan menggunakan Lapangan Thor," imbuh Arifin. Meski tak difasilitasi sarana dan prasarana yang memadai. Pantauan memorandum.co.id, para atlet dengan beragam ketidaksempurnaanya itu tetap berlatih dengan maksimal dan berupaya keras. Target mereka satu, yaitu juara umum di ajang Peparprov Jatim I 2021. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana Dispora Surabaya Edi Santoso mengatakan, bahwa untuk lapangan Thor saat ini dalam perbaikan untuk menyambut Piala Dunia U-20. “Memang masih dibangun untuk persiapan Piala Dunia U-20. Jadi belum bisa dipergunakan (atlet paralimpik),” ujarnya. Tambah Edi, selain itu, untuk semua lapangan di Surabaya belum ada aturan untuk dibuka dalam kondisi pandemi Covid-19. “Memang untuk semua lapangan belum boleh. Aturanya belum boleh,” jelasnya. Misal kalau ada aturan yang memperbolehkan lapangan Thor dibuka, maka tidak hanya satu lapangan saja tetapi semua lapangan di Surabaya. “Kalau dibuka, ya dibuka semua tidak hanya satu per satu.  Jadi tidak ada larangan. Karena kalau dibuka menimbulkan kerumunan,” pungkas Edi. (mg-3/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait