Mikroplastik Cemari Ikan di Sungai Tambak Wedi

Rabu 21-04-2021,21:05 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Surabaya, memorandum.co.id - Penemuan mikroplastik dalam tubuh hewan mengindikasikan tercemarnya habitat hewan tersebut sejumlah daerah. Parahnya, hewan yang dapat dikonsumsi manusia juga sudah tercemar plastik, salah satunya ikan. Tim Peneliti Mikroplastik Ecoton bersama Community Aquatic Environmental (CAER) Universitas Trunojoyo Madura, dan River Warrior Indonesia berhasil mendapati mikroplastik dari badan ikan di Sungai Tambak Wedi Kota Surabaya, Rabu (21/4/2021). Andreas Agus Kristanto Nugroho, Peneliti Mikroplastik Ecoton mengatakan, setelah dilakukan pengamatan mikroskop binokuler dengan pembesaran 40 hingga 100 kali, ditemukan bahwa semua sampel ikan yang ditangkap 100 persen mengandung mikroplastik. "Dari 116 sampel ikan di antaranya 110 ikan mujair dan 6 ikan gulama, jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan adalah fiber sebesar 82 persen. Diperkirakan potensi sumber polusi adalah limbah laundry atau cucian pakaian rumah tangga," bebernya. Selain jenis fiber, Andreas menyebutkan terdapat jenis mikroplastik lainnya. Diantaranya adalah Film dari tas kresek, Filamen dari plastik wrap atau laminasi, Fragmen seperti sedotan dan botol air minum dalam kemasan, pelet seperti styrofoam, dan granula dalam kosmetik. "Dari ikan-ikan di Sungai Tambak Wedi ini, jenis mikroplastik terlengkap yang pernah kita temukan dengan ukuran mikroplastik dari 200 mikron sampai 4.000 mikron," ungkapnya. Pihaknya menyebutkan, bahwa kontaminasi mikroplastik pada ikan gulama lebih besar dibanding ikan Mujair, yang diperkirakan karena luasnya daya jelajah ikan gulama yang meliputi perairan payau dan laut. "Keberagaman jenis mikroplastik yang ada dalam lambung ikan, menunjukkan bahwa muara telah menjadi berkumpulnya semua polutan mikroplastik. Dengan temuan ini bisa menjadi peringatan serius bagi Pemerintah Kota Surabaya untuk mengendalikan sumber-sumber mikroplastik yang berasal dari plastik sekali pakai,” tegas Andreas. Ecoton memprediksi bahwa ke depan paparan mikroplastik ke biota air laut konsumsi akan meningkat, karena Selat Madura menjadi muara Tambak Wedi, dan mensuplai lebih dari 42 persen perikanan Jatim. Dari temuan ini, Andreas mendorong Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim mengendalikan pencemaran mikroplastik dengan mengeluarkan regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai. Andreas juga mengajak masyarakat untuk melakukan puasa, atau mengurangi pemakaian plastik sekali pakai, yang menjadi sumber mikroplastik, seperti tas kresek, sedotan, botol air minum sekali pakai, sachet, popok, microbeads, dan styrofoam. “Harus ada upaya mematikan kran sumber mikroplastik, untuk mematikan kran dibutuhkan regulasi yang melarang pemakaian plastik sekali pakai,” pungkas Andreas. (mg-1/fer)

Tags :
Kategori :

Terkait