Bangkalan, memorandum.co.id - Kapolres Bangkalan AKBP Didik Hariyanto SIK menegaskan, penjualan petasan yang menimbulkan suara ledakan, termasuk mercon sreng dor, resmi dilarang pemerintah. Sebab, petasan semacam itu tidak hanya mengganggu kekhusyukan umat Islam yang puasa. “Termasuk mengganggu umat yang salat Isya dan Tarawih. Kadang juga mereka yang menunaikan tadarusan di masjid atau musala,” tandas Didik, begitu Kapolres biasa disapa, Senin (19/4/2021) pagi. Antisipasinya, kapolres menginstruksikan anggota polres maupun polsek jajaran, rutin menyisir, memantau lapak para penjual petasan. Itu tidak hanya di lingkup wilayah Kota Bangkalan. Tetapi juga mesti ditindaklanjuti oleh seluruh kapolsek dan anggota di 17 polsek jajaran. “Jika memang ditemukan penjual petasan yang memajang petasan dengan suara ledakan, termasuk mercon sreng dor yang meluncur kayak roket ke udara, segara amankan dan sita,” tegas Didik. Termasuk, aparat harus rajin pasang telinga, awas dan waspada terhadap peredaran bahan peledak yang dijadikan bahan baku dasar pembuatan petasan. Amanah tugas dari kapolres, tampaknya segera disikapi dan ditindaklanjuti Kapolsek Geger AKP Hartanta. Sejak awal Ramadan hingga ibadah puasa memasuki hari ketujuh, bhabinkamtimas polsek rutin menyisir semua lapak penjuan petasan di sejumlah pedesaan. Seperti Sabtu dan Minggu (18/4/2021) sore menjelang berbuka puasa, Bhabinkamtibmas Polsek Bripka Zukarnain dan beberapa anggota mengawasi semua lapak dan toko penjual kembang api di sepanjang tepi jalan raya Desa Campor, Desa Kampak dan Desa Kombangan. “Semua pedagang penjual petasan kembang api di tiga desa itu, baik itu toko maupun mereka yang menggelar lapak, kami sisir dan periksa satu persatu,” papar Bripka Zulkarnain. Jika ketahuan menyimpan petasan yang menyarakan ledakan, atau istilahnya mercon dor, pasti diamankan dan disita petugas. ”Sekalipun sekaliber mercon lete’ (mercon dengan daya ledak sangat kecil, red), juga pasti kami amankan,” imbuhnya. Baik kapolsek maupun Bripka Zulkarnain menambahkan, warga di sejumlah desa di Kecamatan Geger, utamanya kalangan pemuda dan remajanya, kaprah melakoni tradisi saling lempar petasa. Itu biasa terjadi di Desa Campor, Kampak, Kombangan dan di Desa Kataol Barat. “Makanya, beberapa desa itu, secara bergilir terus kami sambangi. Alhamdulillah, untuk sementara situasi kondisi semua desa itu dalam suasana kondusif,” tutur Bripka Zulkarnain. Juga tidak ditemukan saling lempar mercon dor antarkelompok pemuda yang biasa dilakukan menjelang berbuka puasa. (ras/fer)
Jaga Kondusifitas Ramadan, Polsek Geger Sisir Desa Rawan Peredaran Petasan
Senin 19-04-2021,21:33 WIB
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Kategori :