Salah Tuduh Istri Mandul, Langsung Main Cerai

Kamis 11-02-2021,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Penyesalan pasti datang di akhir. Ungkapan itu cocok sekali dengan pengalaman hidup Mursidin (35, samaran). Istri salihah macam Tukiyem (31, juga samaran) malah dicerai karena gegabah salah menuduhnya mandul. Awalnya, sepulang dari kantor Mursidin tidak mendapati istrinya di rumah. Emosi Mursidin meledak. Diambilnya telepon genggam di saku celana, lantas menghubungi Tukiyem. Dihubungi beberapa kali, sang istri tidak juga menjawab. Emosi Mursidin semakin menjadi-jadi. Sambil menahan panas di dada, ia duduk di sofa kamar tamu. Tak berapa lama kemudian Tukiyem pulang. "Waktu melihat istri pulang, tanpa banyak kata saya langsung tarik kerudungnya sampai jatuh. Dia hanya bilang maaf," kata Mursidin. Tanpa mau mendengar alasan Tukiyem, Mursidin langsung meluapkan emosinya dengan makian dan kata-kata kasar. Selain itu, kata talak juga keluar dari mulutnya. "Saking emosinya, saya menjalaninya. Saya beralasan dia tidak bisa memberi saya keturunan (mandul, red). Kami memang tidak mempunyai anak," ujarnya. Akhirnya, selang beberapa hari, Mursidin mengugat cerai istrinya di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, tanpa tahu kebenaran yang sesungguhnya dari Tukiyem. "Saya cerai dia," katanya. Setelah bercerai, tak lama kemudian Mursidin menikah lagi dengan seorang gadis, adik teman kerjanya di kantor. Dari pernikahan itu, Mursidin kembali tidak dikaruniai keturunan. "Saya penasaran, karena dua kali menikah, tapi tetap tidak ada anak. Akhirnya saya check up ke dokter. Dan ternyata saya yang bermasalah,"keluhnya. Mursidin akhirnya menyesal. Ia teringat mantan istrinya yang dulu ia ceraikan. Ternyata ia salah menuduhnya mandul. "Saya cuma bisa menyesal sekarang. Padahal, istri saya yang dulu itu salihah sekali," tuturnya. Kini, Mursidin hanya bisa menyesal. Yang semakin membuat hatinya hancur ketika mengetahui cerita sesungguhnya bahwa istrinya pergi keluar rumah ternyata hanya untuk kebahagiaannya. "Saya semakin merasa bersalah. Waktu tahu istri saya pergi itu dia sedang melamar seorang gadis untuk saya. Saya tahunya dari seorang ibu yang datang ke rumah saya. Mencari mantan istri saya. Dia bilang mau menanyakan kelanjutan lamaran. Ibu itu bilang kalau pernikahannya tidak dikaruniai keturunan. Oleh karena itu, istri saya rela dipoligami supaya mendapat keturunan," jelasnya. (mg5/jos)   Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email yulisb42@gmail.com. Terima kasih  

Tags :
Kategori :

Terkait