Sungai Avur Besuk Jombang Meluap, Kades Bandar Kedungmulyo: Ini Perlu Normalisasi

Kamis 04-02-2021,17:27 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Jombang, memorandum.co.id - Banjir di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, menyebabkan ruas jalan nasional dari arah Surabaya maupun sebaliknya, mengalami kemacetan yang panjangnya hingga 4 kilometer. Selain menggenangi lahan pertanian, banjir juga menerjang ratusan hektare lahan pertanian tanaman padi tenggelam. Sehingga, petani setempat mengalami kerugian. Kepala Desa (Kades) Bandar Kedungmulyo, Zainal Arifin menerangkan, bahwa banjir yang terjadi ini berawal dari arus air yang besar dari Sungai Konto, yang mulai dari Kandangan turun penuh dengan sampah, turun ke Oro-Oro Ombo. Tapi sepertinya dialihkan ke Avur Besuk. "Makanya Sungai Konto debit air berkurang, tapi Avur Besuk yang melimpah. Akhirnya di dusun kami, wilayah Plosorejo jebol yang sebelah utara, melaju ke arah Wnonorejo Manisrenggo. Debit air saking tingginya ndak bisa ditanggulangi, akhirnya meluap ke jalan raya," terangnya, Kamis (04/2/2021). Avur Besuk sendiri, ungkap Zainal, pihaknya sudah mengatakan berkali-kali sama pemda dan bupati juga, bahwasanya ini perlu normalisasi mulai dari ujungnya di Brangkal. Kalau ujungnya buntu, maka percuma walaupun di sini dibetulkan. "Tapi selama satu tahun gak ada pergerakan, gak ada apa-apa ya ini akibatnya. Kalau sudah hujan lebat, ya mesti jebol semua. Ini di desa kami saja ada tiga titik yang jebol, di Plosorejo, Kedungasem, sama di Krapak," ungkapnya. Zainal menjelaskan, kalau ini belum yang di desa-desa lain. Ada di Pucangsimo juga jebol, di Brangkal juga Jebol, ini di Gondangmanis jebol juga. Dan untuk sementara yang terdampak lahan pertanian hampir 196 hektare terendam air. "Untuk rumah warga sementara belum. Saya takutnya hari ini, makanya kami persiapan untuk penanggulan Avur Besuk yang arah ke permukiman. Tapi kalau nanti debit air semakin naik, bisa jadi luberannya ke rumah warga," jelasnya. Menurut Zainal, saat ini kondisi air semakin meningkat. Padahal sudah melebar ke persawahan yang 196 hektare. Belum yang Gondangmanis, Pucangsimo, belum Brangkal. Makanya ini mengantisipasi penanggulan dengan memakai glangsing berisi pasir. "Kerugian tinggal mengalikan saja mas. Tanaman padi sudah berbuah, dan ini sudah tenggelam. Buah muda kalau tenggelam sampai ujungnya ya sudah. Sekitar pukul 01.00 dinihari debit air tinggi, jebol, akhirnya tanaman tenggelam," pungkasnya. (yus/udi)

Tags :
Kategori :

Terkait