Diporoti Lelaki yang Diperkenalkan oleh Tetangga

Kamis 23-05-2019,09:30 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Berselang sejam dari putusnya sambungan komunikasi, telepon Ani berbunyi lagi. Kali ini bukan dari Ningsih, melainkan dari aparat kepolisian. Orang tersebut mengabarkan penumpang mobil yang disewa keluarga Wawan meninggal semua dalam kecelakaan di Jalan Juanda. Inalillahi wainailaihi roji’un. Ani yang sudah merasa tidak enak sejak berpimpi tentang Koko, tempo hari, tidak dapat menguasai diri. Dia menangis keras. Berteriak dan meraung-raung. Para tetangga berdatangan, tapi tidak satu pun mampu meredakan. Berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, Ani masih tenggelam dalam kesedihan. Dia tak punya siapa-siapa lagi di Surabaya. Peninggalan harta dan kekayaan dari almarhum Wawan yang berlimpah tidak dapat mengobati luka di hatinya. Dalam kondisi seperti itu, untunglah ada sosok penolong. Ningsih diperkenalkan seorang lelaki oleh tetangga. Penampilannya keren. Selalu memakai baju koko dan berkopyah. Gaya bicaranya halus, santun, dan yang keluar dari bibirnya selalu kalimat-kalimat penyejuk hati, peluruh lara, dan pengobar semangat. “Mirip ustaz. Jujur, dalam waktu singkat dia mampu meluluhkan hati,” aku Ani. Makanya, ketika lelaki tersebut, sebut saja Setyoajur, meminang, Ani spontan menerimanya. Tanpa reserve. Tanpa pertimbangan panjang dan berliku-liku pula, akhirnya mereka menikah. Meski tidak bisa menghilangkan 100 persen kesedihan hati Ani, kehadiran Ajur, sedikit banyak mampu mengobati luka tadi. Yang tidak bisa dilupakan sama sekali adalah kehilangan Koko. Bayangan Koko terbang keliling Kakbah dan melambaikan tangan mengiris-iris relung hati. Menimbulkan Pedih. Perih. Seperti luka terbuka yang dikucuri perasan jeruk dan cuka. Yang juga merobek hati Ani, Ajur yang awalnya bersikap lembut kepadanya kini berbalik 180 derajat. Sikapnya mulai kasar dan suka memaksakan kehendak. Apa saja kemauannya harus dituruti. Bila Ani menolak perintah atau tindakannya tidak sesuai hati Ajur, Ani sering disaikiti secara fisik. Dijadikan sasaran KdRT. Kekerasan dalam rumah tangga. Kalau nggak didorong atau dipukul, kaki Ajur yang bicara. Bahkan, kalau minta uang, permintaan itu tidak bisa disemayani. Sakdet-saknyet harus dituruti. Dan, perimintaannya selalu dalam jumlah besar. Itu belum seberapa. Sebelumnya Ani pernah beberapa kali didatangi penagih utang. Mereka memaksa Ani harus melunasi utang anak beranak yang pokoknya saja sudah bernilai besar. Belum bunga berbunga di belakangnya. “Aku tertipu. Ternyata Ajur tidak bekerja. Kalau dulu kala pendekatan, penampilannya selalu rapi dan klimis, itu hanya polesan. Saya dengar, untuk mendekatiku, dia bermodal utang sana-utang sini,” kata Ani, yang mengaku akhirnya tahu Ajur bersepakat dengan tetangga untuk memorotinya. Sebenarnya sudah agak lama Ani ingin menggugat cerai Ajur, tapi lelaki itu selalu mengancam: kalau Ani nekat minta cerai, Ajur tidak segan-segan membunuhnya. Ngeri! “Tapi, sekarang aku nekat. Aku akan menggugat cerai Ajur. Mas Jono setuju kan?” kata Ani sambil menjelaskan bahwa saat menelepon Memorandum, di sampingnya sedang berdiri Jono, Kapten Jono, mantan pacarnya semasa SMP. (habis)  

Tags :
Kategori :

Terkait