Lamongan, memorandum.co.id - Menjawab keresahan masyarakat Lamongan, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak dan Bupati Lamongan Fadeli sidak kerusakan jalan sepanjang perbatasan Lamongan - Gresik hingga Kecamatan Pucuk dengan mengendarai motor roda dua.
“Pakai motor itu tujuannya agar tahu titik-titik mana yang kondisinya serius, dan ternyata Pak Bupati hafal betul titik-titiknya. Ke depan ada 6 titik yang akan ditambal oleh balai sembari menunggu pengerjaan yang lebih fundamental, lebih besar yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat,” ujar Emil.
Didampingi Kepala OPD terkait, Emil dan Fadeli berhenti di tiap titik jalan dengan kerusakan yang serius termasuk di perlintasan kereta api dekat terminal Lamongan.
“Akan segera dikomunikasikan dengan Dirjen Kereta Api dan PT. KAI. Harapannya segera diputuskan desain yang diusulkan dan sebenarnya PU telah menyiapkan desain khusus untuk yang perlintasan.” Jelas Emil.
Rekonstruksi kerusakan jalan sepanjang Perbatasan Lamongan Gresik hingga Kecamatan Pucuk seharusnya bertahap selesai sebelum akhir Desember 2020. Namun karena curah hujan di Kabupaten Lamongan cukup tinggi maka pengerjaan tersebut terpaksa harus ditunda hingga tidak banyak genangan air di perlintasan.
“Saya meminta percepatan penanganan dan pemeliharaan segera dituntaskan. Seharusnya bulan lalu sampai natal sudah selesai, namun curah hujan memang cukup tinggi. Banyak genangan di perlintasan yang dilalui kendaraan jadi rusak lagi.” Tutur Fadeli.
Disela perbincangan dengan Wakil Gubernur Jawa Timur dan Kepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Jalan, Fadeli mengupayakan agar penanganan jalan dikerjakan seperti halnya jalan Pucuk – Babat.
“Seperti yang kita inginkan dua tahun lalu pembangunannya seperti Pucuk – Babat dan dapat terselesaikan di Tahun 2021 ini.” Tegas Fadeli.
Dalam sidak ini hadir pula Kelapa Bidang Keterpaduan Infrastruktur Jalan pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Timur - Bali, Oktaviano Dewo, ia memaparkan bagaimana rencana dan kendala yang dialami dalam penanganan jalan sepanjang Gresik, Lamongan, Babat hingga Tuban.
“Penanganan jalan ini dengan cara rekonstruksi, artinya perlintasan yang ada ini akan diganti dengan rigid pavement, sedang yang di daerah Babat - Tuban karena kondisi tanahnya lebih bagus kita tangani tidak dengan rigid. Harapan kami karena penangana kondisi jalan di km 35 hingga km 41 agak bermasalah, dibagian tepi perlintasan ada genangan air, bagaiman genangan air ini bisa diatasi sehingga mengalir ke saluran dan air tidak masuk ke perlintasan sehingga penangann lebih lama.” Terang Dewo.
Dewo juga menjelaskan, penanganan jalan Gresik Lamongan Babat Tuban tertunda di tahun 2020 karena refocusing dana akibat pandemic covid-19, sehingga diperpanjang hingga tahun 2021 ini. Selain itu ada rencana paket yang dikerjakan hingga tahun 2022 untuk menangani sisanya. (*/gus)