Izinkan Aku Turut Mencintai, walau Hanya di Dunia Ilusi (1)

Selasa 05-01-2021,10:10 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Telapak Tangan Kiri Diremas, Paha Kanan Dicengkeram Kuat

Sering mandi bersama. Itulah kenangan paling melekat di benak Adam (samaran) tentang karibnya, sapa saja Baha. Kali Juritan di Sinoman, Kota Mojokerto, adalah tempat favorit mereka bluron sepulang sekolah. “Kami sudah seperti saudara. Saya sering tidur di rumah Baha dan Baha sering tidur di rumahku,” kata Adam kepada Memorandum, beberapa waktu lalu. Setiap bluron Baha suka menggosok punggung Adam dengan batu kali. Alasannya agar tidak ada daki. Agar bersih, “Dia juga sering mijat aku. Tidak pernah kuminta. Dia sendiri yang menawarkan. Pijatannya mantab. Rata. Tidak ada celah tubuh yang lepas dari sentuhanannya.” Setelah diam agak lama, Adam mengaku sengaja menelepon Memorandum setelah membaca Sejuta Kisah Rumah Tangga dan tahu ada pengumuman kecil di bawah kisah tersebut, yang intinya memberi kesempatan pembaca untuk membagikan kisah hidupnya. “Aku ingin bertemu Baha. Ingin menjelaskan bahwa aku tetap sahabat karibnya. Apa pun yang terjadi. Aku tidak ingin melupakan dan tidak mau dilupakan,” kata Adam, yang menambahkan bahwa terakhir mereka berjuma ketika nonton bioskop bersama pada 2002 silam. Baha menghilang seperti ditelan bumi. “Baha tidak ikut ujian. Menghilang begitu saja. Teman-teman tidak ada yang tahu ke mana. Bahkan keluarganya sendiri,” tegas Adam. “Tidak dilaporkan ke polisi?” tanya Memorandum. “Tidak. Keluarganya yakin suatu saat Baha akan pulang.” Menurut Adam, Baha memang memiliki pribadi tertutup. Hampir tidak pernah bicara kalau tidak ada yang ngajak. Tapi kalau sudah dekat seseorang dan mau ngomong, omongannya seperti mengalir dan sulit dihentikan. Teman dekatnya tidak banyak. Baha sangat pilih-pilih. Selain Adam, Baha dekat dengan seorang cewek. Namanya sapa saja Yeti. Guru-guru sering menyebutnya Yeti Idamaningati. Anaknya lembut, pintar, dan layak jadi idaman hati semua orang. Terutama kaum pria. “Kami sering ke mana-mana bertiga. Setiap ada aku pasti ada Baha dan Yeti,” aku Adam. Bahkan, setiap Adam dan Baha bluron, Yeti sering menunggui seragam mereka yang ditaruh di batu kali besar. Yeti duduk di batu tersebut. “Kami sering belajar di rumah Yeti,” kata Adam, yang menambahkan bahwa ibunda Yeti memiliki usaha rumah makan. Depotnya ting tlecek di mana-mana. Ada yang di dekat alun-alun, terminal bus, stasiun kereta api, bahkan di kawasan wana wisata Pacet. “Setiap ke rumah Yeti, kami pasti dikasih suguhan macam-macam. Yang paling enak bubur srentul-nya,” kata Adam. Suatu hari, karena merasa penat setelah belajar bersama,Yeti merengek ke orang tuanya agar diizinkan nonton bioskop. Waktu film Ada Apa dengan Cinta (AAdC) dengan booming. Tidak hanya mengizinkan, ayah Yeti malah bersedia nraktir tiket AAdC dan mengantar mereka ke bioskop. “Kami masuk gedung bioskop dan ayah Yeti pamit main tenis. Nanti dijemput.” Mereka menikmati betul jalan cerita AAdC. Adam diapit Yeti di sebelah kiri dan Baha di sebelah kanan.  Pada saat Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo beradegan mesra, Adam merasakan telapak tangan kirinya ada yang meremas. Adam juga merasakan paha kanannya dicengkeram kuat. (bersambung)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email yulisb42@gmail.com. Terima kasih  
Tags :
Kategori :

Terkait