SURABAYA - Program Jatim Agro yang dicanangkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di sektor perkebunan tetap akan memaksimalkan hulu sampai hilir. Tujuannya, meningkatkan nilai tambah yang lebih besar ada di tahapan hilir. Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Karyadi, mengatakan program itu menjadikan petani berperan secara maksimal dalam bertani. Ia mencontohkan pengolahan hulu hilir seperti yang dilakukan Kelompok Tani Mulyo Jati di Desa Randu Genengan,Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, dengan brand “Coklat Mojopahit”. “Mereka sudah bisa melakukan pengolahan mulai dari biji sampai menjadi permen. Mereka juga bisa mengakomodasi kelompoknya yang di Mojokerto yakni sekitar 400 hektare,” katanya, Senin (20/5). Kelebihan coklat Mojopahit, pengolahannya dari biji sehingga pihaknya harus mempertahankan kualitas bahan bakunya. “Kita dapat memberikan edukasi pada petani, yang menentukan cita rasa coklat itu dari bahan baku. Mereka harus berlomba-lomba untuk menghasilkan biji yang bagus, berfermentasi dan sebagainya,” terangnya. Kelompok tani Mulyo Jati mendapat kredit dari BPR Jatim Rp 3,8 miliar. Komposisinya Rp 2 miliar untuk membeli alat, sisanya untuk mengakomodasi bahan baku di anggota kelompok. Dalam waktu 1 tahun, dengan manajemen pengolahan yang bagus, mereka sudah bisa mengembalikan. “Program yang kami lakukan ini nyambung dengan kebijakan gubernur, yakni Jatim Agro. Seluruh proses di hulu, mulai tanam, petik, olah, kemas dan jual dilakukan petani. Jatim Agro itu satu rangkaian harus dilakukan oleh kelompok tani sehingga nilai tambah ada disitu,” ungkap dia.(x/udi)
Program Jatim Agro Mampu Tingkatkan Hasil Panen Petani
Senin 20-05-2019,13:33 WIB
Editor : Agus Supriyadi
Kategori :