Hilangnya Tradisi Megengan di Ampel

Kamis 09-05-2019,15:24 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

SURABAYA -  Tradisi megengan dan pawai  Ramadan  sudah menghilang di kawasan religi  Ampel, Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir,  seiring berjalannya waktu. Hal tersebut terjadi karena  bertambahnya pendatang dan penduduk asli Ampel mulai pindah ke tempat lain. “Tradisi yang dulu selalu dipakai di Ampel, sekarang sudah hilang. Karena pendatang membawa tradisinya sendiri, seperti Banjarmasin, Madura, luar Jawa dan wilayah ini (Ampel, red) banyak dibeli orang Arab,” kata ketua RW Ampel Menara, M Khotib Ismail,  saat ditemui di rumahnya di Jalan Arab Menara, Kamis (9/5). Menurutnya, Ampel merupakan wilayah multi etnik. Pasalnya, penjuru daerah di Indonesia maupun luar negeri tinggal di Ampel. Mereka  membawa tradisi dan budayanya masing-masing. “Budaya yang ada di sini adalah budaya muslim. Standar-standar muslim Islami yang dipakai,” jelasnya. Kawasan Ampel yang terkenal akan wisata religi ini minim akan legenda. Tak ada lagi ciri khas seperti Sunan Giri yang kaya akan legenda leluhurnya. “Ampel ini miskin legenda. Padahal ketika Raden Rahmat Masir masuk ke Ampel, dia membawa tiga ribu keluarga dan membangun infrastruktur dan jadilah kampung-kampung ini,” cerita dia. (alf/udi)

Tags :
Kategori :

Terkait