Sepekan Air Kiriman SPAM Umbulan Keruh, Direksi Bicarakan Kompensasi Pelanggan

Rabu 28-10-2020,19:56 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Gresik, Memorandum.co.id - Meski sudah sekitar delapan hari berjalan kiriman air dari sistem penyediaan air minum (SPAM) Umbulan ke PDAM Giri Tirta Gresik masih mengalami kekeruhan. Menanggapi hal itu, direksi tiga instansi bakal membicarakan terkait jalan keluar dan kompensasi pelanggan. Memorandum.co.id pun mendatangi reservoar bak penampungan PDAM Giri Tirta yang berada di perbukitan Giri, Kecamatan Kebomas, Rabu (28/10/2020). Ketika dicek, air yang masuk bak penampungan masih dalam kondisi sedikit keruh. Meski sudah tidak sekeruh beberapa hari sebelumnya. "Kondisi air sudah tidak sekeruh hari-hari kemarin. Tapi kadarnya masih sekitar 19 NTU (Nephelometric Turbidity Unit)," terang Direktur Utama PDAM Giri Titra Gresik, Siti Aminatus Zariyah saat ditemui di lokasi. Perempuan yang sudah menjabat sebagai dirut BUMD selama dua tahun itu mengatakan masih terus melakukan koordinasi bersama PT Air Bersih (PTAB) Jawa Timur selaku penyedia air dan PT Meta Adhya Tirta Umbulan selaku penyalur air. Ia pun berharap kendala bisa segera teratasi, sehingga distribusi air bersih untuk Kecamatan Kebomas dan Kecamatan Gresik Kota dengan total lebih kurang 30 ribu pelanggan bisa kembali lancar. Serta keluhan masyarakat segera dapat terpenuhi. "Di sini ada dua bak penampungan. Satu dengan muatan 1.000 meter kubik air merupakan milik PDAM Giri Tirta. Sedangkan bak baru dengan kapasitas 4.000 meter kubik air dari BUMN," imbuh Risa, panggilan akrabnya. Untuk diketahui, kerjasama PDAM Giri Tirta dengan PTAB Jatim akan berlangsung selama 25 tahun dengan kapasitas penyediaan air 1.000 liter per detik. Namun, pada tahun pertama 2021, pengiriman debit air sebesar 300 liter perdetik. Tahun kedua ditingkatkan menjadi 600 liter perdetik, lalu tahun ketiga dan seterusnya menjadi 1.000 liter perdetik. "Sekarang kapasitasnya 300 liter per detik. Setelah perbaikan dan pembuatan jaringan pipa selesai, kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 600 liter perdetik, kemudian 1.000 liter per detik," pungkasnya. Pasokan air itu direncanakan menyediakan air bersih untuk tiga kecamatan. Yakni Kebomas, Gresik Kota dan Duduksampeyan. Namun hingga saat ini untuk wilayah Duduksampeyan masih progres penggarapan jaringan pipa. Tidak berhenti di situ, Memorandum.co.id mencoba mendatangi sumber mata air Umbulan yang berada di Winongan, Kabupaten Pasuruan. Di sana ada sebuah bak penampungan dengan kapasitas 42 ribu meter kubik dan sembilan pompa yang mampu menyalurkan air 500 liter perdetik. Kondisi airnya pun sesuai dengan yang disampaikan Dirut PDAM Giri Tirta. Bening dan bersih, tidak seperti yang beberapa hari ini terdistribusi ke masyarakat. "Air dari sumber umbulan ini terbaik, sudah diakui secara internasional. Jika syarat untuk air minum itu 5 NTU, air di sini tanpa diolah kadarnya sudah 0,1 NTU," terang Manager Operasional PT Meta Adhya Tirta Umbulan, Yusman saat ditemui di sumber mata air Umbulan. Ia menjelaskan, selama hampir tiga tahun berjalan ini, pasokan air dikirim ke lima kabupaten/kota. Diantaranya Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Untuk sampai ke wilayah Gresik, setidaknya menggunakan pipa sepanjang 97,3 kilometer. "SPAM Umbulan direncanakan menyuplai air dengan debit 4.000 liter perdetik. Air sebanyak itu akan dibagi 800 liter perdetik di wilayah Kabupaten dan Kita Pasuruan, 1.200 liter perdetik wilayah Kabupaten Sidoarjo, masing-masing 1.000 liter perdetik untuk wilayah Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik," imbuhnya. Terkait kekeruhan air beberapa hari ini, ia menyebut hal tersebut tidak diprediksi sebelumnya. Sebab, suplai selama ini dilakukan sebesar 700-800 liter per detik. Kemudian lambat laun suplai ditingkatkan menyesuaikan permintaan, menjadi 1000 liter perdetik. Hal inilah yang ditengarai menjadi penyebab sedimentasi dalam pipa terangkat dan menyebabkan keruhnya air. Hal serupa disampaikan Manager Teknik PTAB Jatim Parno. Menurutnya, sebelum kecepatan air yang dikirim hanya setengah meter per detik. Sangat lambat. Sehingga berpotensi menjadi penyebab munculnya sedimentasi di dalam pipa. "Setelah kapasitas dinaikkan menjadi 1.000 liter perdetik. Kecepatan laju air bertambah, dan kemungkinan membuat sedimentasi tergerus dan membuat airnya menjadi keruh," tuturnya saat ditemui bersama Yusman. Parno menegaskan, pihaknya juga terus melakukan upaya bersama PT Meta Adhya Tirta Umbulan untuk memperbaiki keadaan. Serta membuat hal ini sebagai pembelajaran sehingga ke depan tidak terjadi hal-hal serupa. Terkait kompensasi bagi para pelanggan PDAM Giri Tirta, pihaknya menyebut masih menjadi pembicaraan di tingkat direksi. Ketiga instansi akan terus berkoordinasi mencari jalan keluar agar suplai air kembali lancar dan bersih, serta terkait kompensasi.(and/har)

Tags :
Kategori :

Terkait