Malang, memorandum.co.id - Doktor mengabdi dari Universitas Brawijaya (UB) Malang terus memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Melalui Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) mengelola pemanfaatan sumber daya perikanan di Jatim. Sampai saat ini telah terbentuk 391 Pokmaswas dengan keanggotaan dari nelayan, relawan, pegiat konservasi dan elemen lain, yang tertarik dengan masalah sosial masyarakat perikanan. Bermitra dengan pemerintah, akademisi kampus dan lembaga swadaya masyarakat lain. Sukandar dan Gede Wiadnya (Gede), dua dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UB senantiasa berkoordinasi dengan para anggota Pokmaswas. Salah satunya melalui grup WA. “Lebih dari 60 persen Pokmaswas sudah berbadan hukum. Melalui SK Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (MenKumHam) dan terdaftar pada kantor Notariat Kabupaten Kota mereka berada,” terang Sukandar. Ia melanjutkan, secara berkala koordinasi dengan pertemuan umumnya pada Sabtu malam sampai Minggu siang. Di sela itu terkadang diisi dengan memancing dan menanam pohon dengan melibatkan elemen masyarakat. “Setiap orang merasa, duduk sama tinggi dalam diskusi. Suasana seperti itu untuk menyatukan pikiran antara kelompok ABG (Akademisi, Pengguna Sumber Daya dan Pemerintah), seperti dalam konsep kolaborasi,” tambah Gede. Dijelaskan, Pokwasmas Samudra Bakti dari Desa Bangsring, Kabupaten Banyuwangi ini menjadi contoh pembelajaran paling berhasil yang pernah ada sampai saat ini. Diawali dengan pendekatan intensif, bekerja dalam mengembangkan mata pencaharian alternatif. Dimulai dari konservasi untuk memulihkan sumber daya ikan dan habitat. Ketua Pokmaswas Samudra Bakti akhirnya mendapat penghargaan sebagai penerima Kalpataru. Mengambil pengalaman dari Bangsring, kelompok Doktor Mengabdi dari FPIK (Sukandar, Gede, Ating Yuniarti), bersama FMIPA (Agung Warih Marhendra) berpindah ke Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar dengan mitra Pokmaswas Fajar Bengawan. Saat ini kelompok sudah berhasil mengembalikan populasi 'ikan badher bank' yang dulu terkuras. Selain itu, membangun destinasi wisata baru dengan ikon 'Omah Iwak Badher Bank'. Ini membuktikan kelompok telah berhasil dalam konservasi dan manajemen kelompok sekarang saatnya mereka untuk meraih bonus konservasi dari penerimaan pariwisata. (edr/fer)
Berawal Cangkrukan, Doktor Mengabdi FPIK-UB Sukses
Minggu 25-10-2020,18:20 WIB
Reporter : Ferry Ardi Setiawan
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Minggu 21-12-2025,12:47 WIB
Gerbong Mutasi Polri Bergulir, Sejumlah Direktur hingga Kasubdit Polda Jatim Dirotasi
Minggu 21-12-2025,12:42 WIB
Kejari Kabupaten Malang Gelandang Perangkat Desa Pembuat KSU Fiktif
Minggu 21-12-2025,07:00 WIB
Bukan Petani Awam, Terdakwa Kasus Landak Jawa Ternyata Tokoh LSM
Minggu 21-12-2025,09:35 WIB
Transaksi di Gardu, Dua Budak Sabu Tanjung Bumi Dibekuk Satresnarkoba Polres Bangkalan
Minggu 21-12-2025,12:59 WIB
Optimistis Ramaikan SEA Games 2027, AFFI Surabaya Jaring Atlet Lewat TAFF Roadshow
Terkini
Minggu 21-12-2025,22:46 WIB
Hadapi Lonjakan Penumpang Jelang Nataru, Kota Madiun Siapkan Tambahan KA dan Armada Bus
Minggu 21-12-2025,22:38 WIB
UMK Kota Madiun 2026 Diusulkan Naik 7,11 Persen, Tembus Rp 2,59 Juta
Minggu 21-12-2025,19:42 WIB
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Pastikan Keamanan Gereja Jelang Ibadah Natal 2025
Minggu 21-12-2025,19:35 WIB
AKBP Rovan Richard Mahenu Promosi ke Divpropam setelah Setahun Jabat Kapolres Gresik
Minggu 21-12-2025,19:18 WIB