Pemkot Probolinggo dan Santri Upacara Bersarung

Kamis 22-10-2020,16:31 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Probolinggo, Memorandum.co.id - Pemkot Probolinggo menggelar upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2020 di halaman Pemkot Probolinggo, Kamis (22/10/2020). Aparatur Sipil Negara (ASN) dan santri kompak mengenakan busana muslim sarung serta songkok putih. Upacara tersebut dipimpin langsung Wali Kota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin yang mengenakan baju koko putih dilengkapi sarung dan peci putih. Upacara yang dimulai pukul 07.00 WIB berjalan lancar dan penuh khidmat. Dalam amanahnya, Wali Kota Hadi Zainal Abidin mengatakan, sejarah mencatat bahwa santri tidak bisa dipisahkan dengan kemerdekaan dan perdamaian. Sebab, pada masanya dahulu pondok pesantren adalah pusat perlawanan terhadap ketidakadilan, kesewenang-wenangan, penjajahan dan penindasan. “Pesantren melakukan hal itu dengan cara yang sangat elegan, silent revolution dengan cara yang sunyi dan senyap tapi manfaat, itulah cara pesantren. Melalui cara yang tawadhu, menghimpun ghirah dan gairah umat untuk bersama-sama menegakkan kebenaran dan mengusir penjajah,” tegas Hadi Zainal Abidin. Sejumlah bukti kecintaan santri, kiai dan kalangan pesantren terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, lanjut Hadi Zainal Abidin menyebutkan beberapa catatan sejarah perjuangan, perlawanan dan upaya mempertahankan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang dilakukan kaum santri dan kiai di masa lalu. Kepada para santri dan pondok pesantren, juga mengimbau untuk selalu menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan, sebagai bentuk jihad kekinian dalam menekan penyebaran Covid-19. "Hari Santri kali ini bertema 'Santri Sehat, Indonesia Kuat'. Jadi, peran santri dan pesantren sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit, utamanya di masa pandemi ini," ucap Wali Kota. Wali Kota mengingatkan dalam ikrar santri yang dibacakan petugas upacara yang diikuti semua yang hadir, bahwa santri siap menjadi yang terdepan ketika Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terancam, ketika Pancasila dilawan, ketika Bhineka Tunggal Ika ingin disisihkan dan UUD 1945 diabaikan. Dalam momentum tersebut, sejumlah piagam penghargaan yang telah di raih beberapa OPD dan kelurahan diserahkan. "Upacara HSN pada tahun-tahun sebelumnya digelar di alun-alun kota dengan jumlah peserta dan undangan umumnya lebih dari seribu orang. Masa pandemi ini kegiatan tersebut dialihkan ke Kantor Pemkot Probolinggo, dengan jumlah peserta terbatas dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,"pungkas Hadi Zainal Abidin. (mhd)

Tags :
Kategori :

Terkait