Kisah Lelaki yang Cinta Mati dengan Bus

Selasa 13-10-2020,09:17 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, memorandum.co.id - Mobil sport dan motor klasik menjadi sorotan remaja masa kini. Tampilan yang keren menambah rasa percaya diri untuk mengendarainya. Tetapi bagi Ken Bayu Anggoro, bus merupakan primadona. Lahir di Madiun, 24 November 1998, remaja yang kerap disapa Ken ini memiliki ketertarikan mendalam dengan bus. Ketertarikan itu bermula di tahun 2005, saat Ken bersama keluarganya mudik menggunakan bus Sumber Kencono ke Madiun. Di dalam perjalanan, Ken kecil selalu berdiri di atas bangku bus untuk bermain lompat-lompatan atau berlari dari satu bangku ke bangku yang lain. Kecepatan bus yang tinggi menambah kegirangan Ken saat berada di dalamnya. Semakin bertambahnya umur, rasa penasaran Ken tentang bus kian bertambah. Kecepatan bus yang semakin cepat membuat dirinya selalu bertanya-tanya. Untuk menemukan jawaban, ia mengunjungi Terminal Bungurasih untuk bertemu dengan mekanik yang menjelaskan mesin bus dirancang. "Saat itu saya baru tahu. Mesin bus ternyata dirakit sesuai kecepatan yang diinginkan" ujar pria berbadan kurus tersebut kepada memorandum.co.id, Selasa (13/10/2020). Rasa cintanya terhadap bus semakin bertambah kala ia bergabung dengan komunitas BUMEL (Bungur Mania En Lovers) pada tahun 2010. Serapan pengetahuan tentang bus ia dapatkan cuma-cuma seperti mesin bus, jenis bus, aksesori, PO (Perusahaan Otobus), bahkan tarif bus. Selain itu, ia mempunyai banyak hal berbau bus seperti baju, stiker, kumpulan karcis bahkan game di handphonenya. Menjadi bagian dari bus adalah salah satu keinginan di hidupnya. Ia pun pernah menjadi kernet di salah satu bus di akhir masa SMA. Tetapi hal itu tidak berjalan lama, orang tua Ken melarang untuk meneruskan pekerjaan yang ia sukai. Menurutnya, bus merupakan transportasi umum yang murah dan ramah lingkungan. Secara teknologi, mesin bus sudah rendah emisi dan mengurangi polusi. Ditambah fasilitas bus yang membuat penumpang nyaman seperti AC, Musik, TV bahkan bantal dan selimut. Tetapi, dari semua hal yang baik, tidak bisa dipungkiri banyak bus di Indonesia terbilang cukup membahayakan. Dengan kecepatan tinggi, bus bisa meliuk dan mengambil jatah pengguna jalan lain yang mengakibatkan kecelakaan. Menurut pria berkumis tebal ini, hal itu memang salah karena aturan lalu lintas harus dijaga. Tetapi di sisi lain, untuk mengejar setoran, pengemudi bus terpaksa melakukan hal tersebut. Saat ini, Ken menjalani bisnis dengan menjadi tour leader di beberapa tempat. Perjalanan menggunakan bus ke tempat yang jauh membuat dirinya amat senang dan tenang. Menurutnya, tidak ada yang bisa menggantikan bus di hatinya. Mahasiswa semester akhir ini bercita-cita kelak mempunyai Perusahaan Otobus atas namanya sendiri.(x1/x2)

Tags :
Kategori :

Terkait