Malang, memorandum.co.id - Arif Mujiono (53), warga Jalan Mawar, Kelurahan/Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, meninggal pasca menjalani perawatan di RSSA Malang akibat positif Covid-19. Namun, keluarga Arif Mujiono, yakni istri dan kedua anaknya belum di-rapid test oleh pihak puskesmas setempat. Ini dinyatakan Koordinator LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Malang Raya M Zuhdy Achmadi, Jumat (11/9/2020). Didik, sapaan akrabnya menjelaskan jika awal September, Arif Mujiono dilarikan ke RSSA Malang akibat sakit, kemudian beberapa hari meninggal setelah dinyatakan positif Covid-19. “Jadi awalnya pijat, terus kemudian nggak sembuh akhirnya dibawa ke RSSA. Beberapa hari kemudian meninggal,” katanya. Saat Didik menanyakan kepada pihak kelurahan terkait rapid test kepada keluarga Arif Mujiono, menurut keterangan Didik, lurah setempat hanya menjawab jika rapid test habis. “Saya tanyakan, kok bisa habis? Pak lurah menjawab, ya nggak tahu bukan kewenangan saya. Kan nggak tepak (bagus, red) ini ngomongnya, akhirnya saya marah-marah,” terangnya. Kemudian, setelah kemarin malam baru tahu kalau belum di-rapid test, akhirnya Didik berinisiatif untuk mem-posting di grup media sosial. “Setelah dibaca, akhirnya Kapolresta (Kapolresta Malang Kota, red) terjun langsung dengan membawa sembako,” terangnya. Tak hanya belum di-rapid test, ternyata pihak keluarga hanya sekali diberi sembako oleh kelurahan dan polsek setempat. Sedangkan pihak puskesmas hanya menanyakan kondisi keluarga Arif Mujiono. “Kelurahan hanya sekali memberikan sembako selama isolasi mandiri (selama sembilan hari, red), polsek memberikan beras 10 kg dan warga juga berinisiatif untuk memberikan sembako yang ditaruh di meja di depan rumahnya,” terangnya. Bahkan, rumah keluarga korban pun ditutup dengan bambu yang diinisiasi oleh warga sendiri. Ini menurut Didik agar masyarakat tidak berlalu-lalang di rumah Arif Mujiono. “Sudah sembilan hari ditutup bambu, akhirnya ya sudah dilepas tadi, kasihan,” ungkapnya. Sementara itu, anak pertama Arif Mujiono, Evi berharap agar pihak puskesmas ikut memperhatikan keluarganya. “Saya harap ya pihak puskesmas bisa ke sini untuk rapid test kami, karena kami juga ingin tahu apakah kami ini reaktif atau nggak. Selama ini puskesmas hanya menghubungi saya sekali, itu pun hanya menanyakan kabar dan jika butuh vitamin untuk segera menghubungi puskesmas, itu saja,” tandasnya. Selanjutnya, menurut Didik persoalan ini mendapatkan respons Kapolres Malang Kota Kombespol Leonardus H Simarmata yang menurunkan langsung tim Dokkes (Kedokteran dan Kesehatan) Polresta Malang Kota untuk melakukan swab test kepada keluarga pasien dan juga memberikan bantuan. “Akhirnya tim Dokkes melakukan swab test bukan rapid test,” tegasnya. (lis/ari/fer)
Meninggal karena Positif Covid-19, Keluarga Tidak Di-Rapid Test dengan Alasan Habis
Jumat 11-09-2020,17:34 WIB
Editor : Ferry Ardi Setiawan
Kategori :