Berjualan Sejak 98, Sekeluarga yang Tewas dalam Kebakaran di Kranggan Dikenal Pendiam

Senin 31-08-2020,12:51 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, Memorandum.co.id - Ardy, juru parkir (jukir) Pasar Blauran yang biasa mangkal di depan Toko Jaya Mulya mengaku, sekeluarga yang tewas dalam kebakaran dikenal sangat pendiam dan baik. "Semua keluarga yang tewas itu, semuanya pendiam dan jarang bergaul dengan pedagang sekitar," ungkap Ardy kepada Memorandum.co.id, Senin (31/8/2020). Di dalam toko elektronik sekaligus tempat tinggal itu dihuni oleh Meiliana (60) dan tiga anaknya, Budi Susanto (33), Agus Susanto (35), Eli (36), dan Alexander (15), cucunya. Sepengetahuan Ardy, keluarga Meiliana mempunyai empat anak. Yang tiga tewas dalam musibah kebakaran dan seorang lagi tinggal di Jakarta. Menurut Ardy, yang paling supel adalah Budi Susanto. Terkadang kalau haus tidak punya air, Ardy mengaku selalu minta ke almarhum Budi Susanto. "Sedangkan orang tua dan kakaknya jarang keluar dan ngobrol dengan saya dan pedagang di sekitarnya," terang pria asal Gresik ini. Sebab, mereka itu jarang keluar. Paling-paling hanya di dalam toko saja. Ardy melihat cucunya di toko, malah sejak Alexander masih kecil dan hingga kini sudah menginjak remaja. Keluarga yang tewas dalam kebakaran hebat itu sudah berjualan barang elektronik di Jalan Kranggan 21 sejak krisis moneter pada tahun 1998. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Toko Jaya Mulya, di Jalan Kranggan 21 terbakar, Senin (30/8) pukul 07.30. Kebakaran tersebut menyebabkan lima penghuni toko terjebak dan tewas di dalam toko. (rio)

Tags :
Kategori :

Terkait