Hasil Kajian BPBD Bangkalan, Peta Kekeringan Tersebar di 85 Desa

Rabu 22-07-2020,06:08 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Bangkalan, Memorandum.co.idBerdasar hasil kajian  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, peta kekeringan di sepanjang kemarau tahun ini diprediksi bakal tersebar di 85 desa di 13 dari 18 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bangkalan. Ada kemungkin problem paceklik air bersih di semua desa rawan kekeringan itu akan mulai menggejala awal Agustus mendatang. “Rilis BMKG tentang prakiraan musim Juni s/d Agustus nanti, memang menyebut puncak kemarau di Jatim, termasuk Kabupaten Bangkalan akan terjadi akhir Juli,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bangkalan, Rizal Morris, AP MSi, Selasa (21/7). Namun faktanya, hingga menjelang akhir Juli saat ini, guyuran hujan masih kerap terjadi. Itu sebabnya, BPBD memprakirakan pucak kemarau akan mulai menggejala di Kabupaten Bangkalan pada kisaran Agustus nanti. Rinciannya, potensi krisis air di Kecamatan Konang bakal tersebar di 13 desa, Kecamatan Kokop 13  desa, Kecamatan Galis 10 desa, Kecamatan Geger 9 desa, Kecamatan Klampis 9 desa dan kecamatan Tanah Merah di 9 desa. Potensi kekeringan di Kecamatan Sepulu diprediksi bakal tersebar di 6 desa, Kecamatan Arosbaya 5 desa, Kecamatan Modung 3 desa, Kecamatan Kwanyar 3 desa, Kecamatan Labang 2 desa, Kecamatan Tragah 2 desa dan potensi kekeringan di Kecamatan Blega terjadi di 1 desa. Sedangkan 4 dari  5 kecamatan lainnya, yakni Bangkalan, Burneh, Socah dan Kecamatan Kamal, dipastikan tidak akan terlilit problem kekeringan. Sebab semua desa dan kelurahan di 4 kecamatan itu sudah terjangkau oleh jaringan pipa PDAM Sumber Pocong. Dilain pihak, satu kecamatan tersisa Tanjung Bumi, diapit oleh dua aliran sungai besar. Jadi sebagian besar sumur penduduk dan sumber desa di wilayah kecamatan pesisir Utara itu, meski debitnya menurun, namun volume ktersediaan airnya  masih cukup akibat resapan air sungai. Menyikapi sebaran desa terdampak kekeringan yang diprediksi semakin meluas itu, BPBD menurut Rizal sudah mengajukan anggaran  tanggap darurat kekeringan di sepajang kemarau tahun ini. “Plavon anggaran itu akan kami prioritaskan untuk droping air bersih kepada semua desa terdampak kekeringan,” tegas Rizal. Menjawab pertanyaan kapan droping air bersih itu akan mulai digulirkan, Rizal menegaskan masih akan mencermati perkembangan situasi dan kondisi. Sebab menurut prediksi BMKG pada Juli ini guyuran hujan secara sporadis masih akan turun di sebagian besar kabupaten dan kota di Jawa Timur. Termasuk di Kabupaten Bangkalan. Tahun lalu, droping air bersih perdana memang dilepas  Bupati R Abdul Latif Amin Imron Selasa 27 Juli 2019. Sasaran suplai air saat itu diprioritaskan ke 33 desa di 9 kecamatan yang sudah dalam kondisi terdampak kekeringan akut. Yakni Konang, Kokop, Geger, Kwanyar, Galis, Tanah Merah, Tragah, Klampis dan Kecamatan Sepulu. “Tetapi tahun ini, hujan masih kerap turun hingga menjelang akhir Juli saat ini. Jadi kapan droping akan mulai dilakukan, ya kami masih akan mencermati perkembangan situasi dulu,” pungkasd Rizal Morris. (ras/gus).

Tags :
Kategori :

Terkait