Salah satu pertanyaan Dahlan Iskan kepada tamu talk show-nya, Crazy Rich Surabaya Hermanto Tanoko (HT), pada saat launching Harian DI's Way Sabtu 4 Juli 2020 lalu, adalah bagaimana dia menjaga tubuhnya yang langsing dan ideal. "Saya makan sedikit saja Pak. Separo piring," katanya.
"Wah, punya banyak restoran, tapi pemiliknya sendiri, makannya sedikit," kata DI bersambut tawa HT. Dalam wawancara itu, DI antara lain bertanya apa kiatnya menghadapi Covid 19. "Chef kami bikin frozen food yang harganya di bawah Rp 40 ribuan," kata pemilik Vasa, hotel bintang lima di Jalan HR Muhammad Surabaya ini. Selain itu, dalam lima bulan terakhir, bisnis restorannya sudah membuka 20 cabang baru.
Selain mengurangi porsi makan? "Saya tiap pagi meditasi sekitar 1 jam Pak." "Di mana?" sela DI. "Di rumah Pak," jawab pria yang masih terlihat muda pada pada ulang tahunnya yang ke 58 pada 17 September nanti. Selain itu? "Saya jalan dan juga berenang Pak."
Kegemaran olah raga juga ditularkan oleh ayah HT, Soetikno Tanoko. Apa yang dilakukan ayahnya? Tiap hari, menggerakkan tangan diputar ke belakang lalu ke depan sebanyak dua ribu putaran. Dia menggunakan alat khusus supaya tidak salah hitung.
Setiap HT berkunjung ke rumah papanya, dia sering mengajaknya bermain mahyong, permainan yang sangat membutuhkan kecakapan berpikir, strategi, kalkulasi, kecerdasan dan juga peruntungan.
Apa pelajaran yang kita petik dari Rich Dad mendidik Rich Son? Soetikno Tanoko mendidik Hermanto Tanoko dan HT mendidik anak-anaknya? 1. Kerja keras 2. Kerja cerdas 3. Tetap sederhana meski sudah sukses sekalipun 4. Jujur 5. Setia 6. Pantang menyerah terhadap semua masalah 7. Mandiri, tidak tergantung kepada orang lain 8. Senang membantu orang lain 9. Mengalah 10. Rendah hati. 11. Family man. "Saya tidak suka ke dunia malam. Saya tidak bisa menikmati clubbing. Saya senang di rumah bersama keluarga," katanya. Setali tiga uang dengan DI yang menjadi host wawancara. Sama-sama maniak kerja, sama-sama tidak bisa menikmati clubbing. Humble dan lurus.
"Sebagai orang tua, saya kadang-kadang kasihan sama anak-anak. Jika saya bandingkan dengan anak-anak lain, mereka sudah kerja keras. Tapi, karena saya ini didikan papa, ya ekspektasinya kadang terlalu tinggi. Anak-anak sudah naik 20-30 persen, sesuatu yang sudah bagus dalam bisnis. Tapi, saya merasa masih bisa naik 50-60 persen. Itu yang kadang saya harus instropeksi," kata HT dengan bijak.
Ini adalah akhir kisah Crazy Rich Surabaya yang ditulis bersambung mulai 5 Juli lalu. Semoga kita bisa memetik manfaat dan spirit kehidupannya yang sangat berliku: bermula dari Crazy Poor menjadi Crazy Rich. Itulah mengapa Dahlan Iskan mengundangnya untuk talk show pada launching Harian DI's Waynya Sabtu lalu. Semoga kita bisa menirunya dengan riang gembira. Salam!(*)
*Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)