Narasumber Amir Syarifuddin menambahkan empat pilar Kebangsaan harus dipahami sebagai satu kesatuan yang saling menguatkan.
Dia mengibaratkan Indonesia sebagai sebuah bangunan besar yang hanya akan kokoh apabila seluruh pilarnya dirawat dan dijaga secara bersamaan.
Amir juga menegaskan bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran agama. Ia mengingatkan bahwa nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan persaudaraan yang terkandung dalam Pancasila sejalan dengan prinsip-prinsip universal agama.
“Dalam sejarahnya, para ulama telah menerima Pancasila sebagai dasar negara. Sejak 1983, ditegaskan bahwa Pancasila sejalan dengan nilai keagamaan dan menjadi perekat kehidupan berbangsa di Indonesia,” katanya.
Narasumber Khoirussoleh menyoroti Pancasila sebagai hasil ijtihad pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara yang mampu merangkul kemajemukan Indonesia.
Pancasila lahir dari musyawarah panjang yang mempertimbangkan realitas sosial, budaya, dan keagamaan bangsa. dijelaskan Pancasila adalah identitas dan karakter bangsa Indonesia di dalamnya terdapat nilai moderasi yang relevan untuk menjawab tantangan global hari ini.
Untuk itu mengajak generasi muda untuk tidak memandang Empat Pilar Kebangsaan sebagai konsep normatif semata, melainkan sebagai pedoman sikap dalam kehidupan sehari-hari, baik di ruang publik maupun di dunia digital.(uri)