Hal tersebut akhirnya diketahui ibu korban karena merasa curiga dengan perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh putrinya. Korban pun mengaku telah menjadi korban pencabulan kakek tirinya sendiri.
“Sudah dilakukan terapi ke psikolog dan benar memang si anak ini betul-betul menjadi korban pencabulan. Kondisinya sangat trauma,” tutur Ipda Hendri.
BACA JUGA:Pria Magetan Dibekuk Polisi atas Dugaan Kekerasan Seksual terhadap Adik Tiri
Sementara itu dr. Titik menilai, bahwa jumlah kasus kekerasan seksual di Gresik masih bisa lebih tinggi. Sebab, belum semua warga berani atau tahu ke mana harus melaporkan kekerasan seksual.
“Angka itu adalah angka yang kami lakukan perlindungan dan pendampingan. Saya yakin di luar sana masih banyak yang tidak berani atau belum tau kemana dan bagaimana jika terjadi kekerasan," tuturnya.
Pihaknya menggandeng sejumlah organisasi masyarakat (ormas) perempuan untuk turut membantu menebar kesadaran melawan kekerasan seksual.
"Fatayat, Naisiyatul Aisyah, LSM dan juga perusahaan juga berjejaring dengan kita. Saya yakin akan menambah angkanya, kami ingin semua dapat kami lindungi tanpa terlewatkan," tuntasnya. (rez)