PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID – Pemkot Pasuruan mendukung percepatan penurunan stunting melalui Program JATIM TERBAIK’S yang digelar Pemprov Jawa Timur di Gedung Gradika Bhakti Praja, Kamis 11 Desember 2025.
Program ini diarahkan untuk memperkuat fasilitasi, pembimbingan, dan penguatan pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Mini Kidi--
Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati menyampaikan bahwa program ini menjadi langkah penting dalam penguatan layanan bagi ibu hamil berisiko stunting.
“Kami memperkuat intervensi pada 1.000 HPK. Ibu hamil harus mendapatkan edukasi agar memahami pentingnya menjaga kesehatan diri dan calon bayi. Risiko stunting perlu diantisipasi, mengingat dampaknya pada perkembangan otak, tulang, serta sistem imun anak,” jelasnya.
BACA JUGA:Lima Rumah Rusak Diterjang Hujan Angin Kencang
Ia menyebutkan bahwa prevalensi stunting Kota Pasuruan berdasarkan data SSGI 2024 tercatat sebesar 18,3 persen.
Sebagai intervensi spesifik, Pemprov Jawa Timur menyalurkan 100 paket bantuan bagi ibu hamil berisiko stunting dari empat kecamatan di Kota Pasuruan.
“Kami berharap bantuan ini menjadi dukungan nyata dalam menjaga kesehatan ibu hamil agar bayi lahir sehat dan terhindar dari risiko stunting,” ujarnya.
BACA JUGA:Kali Kedua, Pemkot Pasuruan Sabet Predikat Kota Informatif
Ketua TP PKK Kota Pasuruan, Suryani Firdaus menegaskan bahwa penurunan stunting menjadi bagian penting dalam mendukung Misi Asta Cita.
“Diperlukan penyiapan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas stunting untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Upaya pencegahan dan penurunan stunting harus dilakukan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi seluruh pihak,” tegasnya.
Suryani menyampaikan bahwa Pemkot Pasuruan telah melaksanakan 20 Grebek Stunting sepanjang tahun 2025.
“Edukasi pemenuhan gizi dan pengasuhan 1000 HPK harus dilakukan secara terpadu, terarah, tepat, dan sesuai standar kesehatan,” jelasnya.
Ia memaparkan bahwa Bulan Timbang Agustus 2025 mencatat angka stunting Kota Pasuruan sebesar 8,08 persen dan SSGI 2024 menunjukkan tren peningkatan prevalensi sehingga pemantauan tumbuh kembang anak perlu diperkuat.
BACA JUGA:Pemkot Pasuruan Jalin Kerjasama dengan Jamkrindo, Perkuat Akuntabilitas dan Percepatan Pembangunan
“Kunjungan balita ke Posyandu harus terus ditingkatkan. Intervensi yang tepat waktu sangat menentukan keberhasilan penurunan stunting,” imbuhnya.
Kegiatan ini juga menghadirkan sesi edukasi kesehatan oleh dr. Roni Subrata, serta dihadiri TP PKK, perangkat daerah, camat, dan lurah di lingkungan Pemkot Pasuruan. (kd/mh)