SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Festival Seni Nusantara yang digelar di Kelurahan Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, berlangsung meriah dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat.
Gelaran ini merupakan bagian dari Program Inovasi Seni Nusantara Tahun Anggaran 2025 yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM), Ditjen Riset dan Pengembangan, Kemendikti Saintec.
Mini Kidi--
Universitas Widya Kartika (UWIKA) menjadi penerima hibah dan menggandeng Sanggar Anak Belong sebagai mitra pengembangan seni komunitas.
BACA JUGA:Pameran Umrah Ramadan Expo 2025 Sukses, Dirut Memorandum: Bukti Nyata Pelayanan Masyarakat
Festival menghadirkan pertunjukan teater, musik, bazar UMKM, serta forum diskusi yang dipandu oleh Gus Maksum dari Sanggar Anak Belong. Kehadiran sejumlah tokoh lintas lembaga semakin menambah nilai kolaboratif kegiatan, di antaranya Lurah Kebraon Distiani Dwi A SH, Takmir Masjid Al-Furqon Rohman, Romo Bruno Joko Santoso dari Paroki Karangpilang, perwakilan UWIKA Dr F Priyo Suprobo ST MT, serta Babinsa Kebraon Anwar.
Ketua Pelaksana Hibah UWIKA Dr F Priyo Suprobo, mengatakan bahwa pihaknya menerima hibah Program Inovasi Seni Nusantara 2025 yang salah satu tujuannya adalah penguatan komunitas seni di tingkat lokal.
BACA JUGA:Hari Terakhir Umrah Ramadan Expo, Pengunjung Mall Memadati Booth Travel
UWIKA kemudian memilih Kebraon sebagai lokasi pendampingan karena keberadaan Sanggar Anak Belong, komunitas yang menaungi anak-anak yang sebelumnya berisiko secara sosial.
BACA JUGA:Saudaraku Tour & Travel Tawarkan Paket Umrah DP Fleksibel Memorandum Umrah Ramadan Expo 2025
“Belong itu artinya empang atau rawa—tempat buangan. Tetapi sanggar ini justru menjadi wadah bagi anak-anak yang pernah terjerat judi daring dan hal negatif lainnya agar tidak kembali ke dunia itu. Kami ingin mereka bermanfaat bagi lingkungannya,” ujar Priyo.
BACA JUGA:Memukau, Fathir Zulfiyan Alfi Raih Juara 1 Lomba Tartil di Umrah Ramadan Expo
Menurutnya, Kebraon memiliki keragaman sosial-keagamaan yang khas, dengan gereja dan masjid berdampingan serta masyarakat dari berbagai lapisan sosial yang hidup berdampingan. Namun selama ini aktivitas antarunsur masyarakat cenderung berjalan sendiri-sendiri.