Kisah Kampung Dandang Surabaya Melawan Zaman, dari Tungku ke Pasar Global

Kamis 04-12-2025,14:01 WIB
Reporter : Anwar Hidayat
Editor : Fatkhul Aziz

"Barusan sudah saya kirim baru. Ada 2 mingguan ini ada pesanan plat nomor dari luar Indonesia," kata Miski.

Miski tak memungkiri bahwa menjadi pengerajin dandang menghadapi berbagai kesulitan, salah satunya adalah masalah lahan produksi.

"Kalau kita sedang produksi pasti mengeluarkan kebisingan, sebenarnya pengerajin itu kepingin punya tempat untuk produksi yang kiranya itu memadai dan tidak mengganggu orang lain," harapnya.

BACA JUGA:Kampung Pandu Lamongan Jadi Percontohan Nasional Wujudkan Swasembada Pangan

Ketua RW 9, Edy Sofyan Rachman, menambahkan bahwa sejarah Kampung Dandang sudah ada sejak dirinya masih kecil. Tradisi pengerajinan dandang di Dupak Magersari telah menjadi identitas kampung tersebut.

"Sejarah Kampung Dandang ini sudah ada sejak saya masih kecil. Tradisi pengerajin dandang di Dupak Magersari ini sudah ada sejak lama, kami terus berupaya agar warisan ini tidak hilang," ujarnya.

Edy juga berharap agar kerajinan dandang ini dapat terus berkembang. Salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan promosi dan penjualan kepada masyarakat luas.

BACA JUGA:Polda Jatim Asistensi Program Kampung Tangguh Semeru di Wonorejo Pasuruan

"Kami juga berusaha keras untuk mendukung para pengrajin yang tersisa. Harapan kami, kerajinan dandang ini bisa terus bertahan dan berkembang di tengah kota Surabaya," tambah Edy.(yat)

Kategori :