Pihak Dosen Pembimbing Lapangan ITS juga menilai kegiatan ini bukan hanya transfer teknologi, tetapi juga proses pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa menunjukkan bahwa inovasi sederhana dapat memberikan dampak besar jika dirancang sesuai kebutuhan lapangan.
“Harapan kami, alat ini tidak hanya digunakan di satu kandang saja, tetapi bisa diperluas ke peternak lain di Kecamatan Rembang. Kalau alat ini sukses, kami ingin mengembangkan versi yang bisa terhubung ke smartphone,” tegasnya.
Dengan adanya program KKN ini, mahasiswa ITS membuktikan bahwa perguruan tinggi dapat menjadi motor penggerak inovasi di sektor peternakan rakyat. Alat portabel deteksi heat stress ini diharapkan mampu mengurangi risiko kematian ayam broiler, meningkatkan produktivitas, dan mendukung kesejahteraan peternak lokal. (mh)