SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Cahyo Siswo Utomo menegaskan adanya anggaran khusus bagi pemuda dalam APBD 2026 untuk menekan pengangguran dan mengurangi kemiskinan, Kamis 27 November 2025.
Mini Kidi--
Menurutnya, anggaran tersebut dihitung berbasis keluarga dan dieksekusi di tingkat Rukun Warga.
Setiap RW direncanakan menerima dana Rp5 juta per bulan selama tujuh bulan sehingga totalnya Rp35 juta.
“Ini untuk pemuda ya. Sekali lagi, ini untuk pemuda, bukan untuk kepentingan lain,” ujarnya.
BACA JUGA:Hadapi Disrupsi Informasi, Wakil Ketua DPRD Surabaya Ajak Mahasiswa Jadi Agent of Truth
Sementara itu, ia menekankan bahwa penerima manfaat tidak terbatas pada Karang Taruna.
Kesempatan juga dibuka bagi Remaja Masjid maupun kelompok pemuda lainnya.
Ia menambahkan bahwa syarat utama adalah proposal yang jelas untuk perencanaan hingga evaluasi program.
BACA JUGA:Prostitusi Online Kian Marak, DPRD Surabaya Desak Satpol PP Bentuk Tim Cyber Patrol
“Asalkan tujuannya sejalan dengan visi program, silakan ajukan. Kita butuh kolaborasi,” katanya.
Selain itu, Cahyo menyoroti perlunya fleksibilitas karena kondisi demografi setiap RW berbeda.
Dalam wilayah yang tidak memiliki pengangguran atau keluarga miskin, anggaran dapat dialihkan ke RW lain dalam satu kelurahan.
BACA JUGA:Hari Guru 2025, DPRD Surabaya Tekankan Urgensi Perlindungan dan Kesejahteraan Pendidik
“Koordinator tingkat kelurahan harus pandai mengatur iramanya. Bahkan, kampung-kampung tematik bisa dipadukan agar saling melengkapi,” jelasnya.
Ia membayangkan ekosistem ekonomi pemuda yang terpadu mulai produksi hingga pemasaran digital dan distribusi.
“Harapannya ada ekosistem yang terbangun. Tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi ada kolaborasi sehingga usaha mereka berjalan baik dan berkelanjutan,” paparnya.
BACA JUGA:Hadapi Cuaca Ekstrem, DPRD Surabaya Desak Mitigasi Diperketat hingga Kelurahan
Ia juga mengingatkan bahwa dinamika lapangan pasti terjadi sehingga dialog menjadi kunci penyelesaian.
Menjelang akhir 2025, ia mengajak pemuda Surabaya untuk konsolidasi dan memetakan potensi kampung.
“Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Jika mereka bisa berorganisasi, berkolaborasi, dan bekerja sama dengan baik, insyaAllah masa depan Surabaya dan bangsa ini akan lebih baik,” pungkasnya. (alf)