Mitigasi Vegetasi Diperkuat BNPB untuk Turunkan Risiko Bencana di Jawa Timur

Jumat 21-11-2025,19:53 WIB
Reporter : anik
Editor : Aris Setyoadji

BATU, MEMORANDUM.CO.ID – BNPB memperkuat mitigasi vegetasi sebagai strategi pengurangan risiko bencana hidrometeorologi di Jawa Timur melalui penanaman puluhan ribu bibit pohon dan penguatan pemahaman pendanaan risiko bencana bagi para pemangku kepentingan.

Sebanyak 20.000 bibit pohon disiapkan untuk penanaman di Kota Batu dan Kabupaten Malang. Jenisnya terdiri dari pohon buah seperti alpukat, durian, dan sukun, serta pohon keras seperti sengon, balsa, trembesi, dan tabebuya.

BACA JUGA:BNPB dan Pemkot Batu Sosialisasikan Pooling Fund, Dorong Percepatan Mitigasi Bencana

Kegiatan ini melibatkan 700 relawan, 150 personel TNI–Polri, dan unsur pemerintah daerah di Taman Merak Pujon Rafting, Desa Sukamulyo, Kecamatan Pujon, Malang, Jumat 21 November.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., menegaskan bahwa meningkatnya intensitas cuaca ekstrem membuat Jawa Timur menghadapi ancaman bencana yang semakin kompleks.

“Kondisi ini menuntut mitigasi yang tidak hanya bertumpu pada respons darurat, tetapi pada penguatan ekosistem.


Mini Kidi--

Mitigasi vegetasi memperkuat daerah hulu dan kawasan resapan air guna menekan risiko banjir, longsor, dan degradasi lingkungan. Instrumen pembiayaan seperti Pooling Fund Bencana memastikan dukungan pendanaan berjalan memadai,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penanaman pohon ini merupakan bagian dari penanaman serentak di empat provinsi serta rangkaian sosialisasi Pendanaan Risiko Bencana melalui Pooling Fund Bencana (PFB).

BACA JUGA:Batu Street Food Festival Sajikan Kuliner Bintang Lima Harga Kaki Lima

Jawa Timur, khususnya Malang, Lumajang, dan Bondowoso, termasuk wilayah berisiko tinggi bencana hidrometeorologi.

Dalam catatan BNPB, kerugian banjir dan longsor di Malang pada 2016 mencapai Rp4,751 miliar, menjadi pengingat pentingnya pergeseran dari penanganan reaktif menuju mitigasi jangka panjang.

PFB sebagai instrumen pendanaan risiko bencana menyediakan dukungan cepat dan fleksibel bagi daerah pada fase prabencana, darurat, hingga pascabencana.

BACA JUGA:BNPB dan Pemkot Batu Sosialisasikan Pooling Fund, Dorong Percepatan Mitigasi Bencana

Dengan dana terhimpun sebesar Rp7,3 triliun, pemerintah daerah memiliki peluang besar memanfaatkannya melalui mekanisme yang sederhana dan melibatkan reviu APIP.

Melalui kegiatan ini, BNPB memperkuat pemahaman pemangku kepentingan mengenai Strategi Pembiayaan dan Asuransi Risiko Bencana (PARB), termasuk enam pilar strategis PFB sebagai fondasi ketahanan daerah.

Mitigasi vegetasi dinilai penting untuk menahan erosi, memperkokoh struktur tanah, dan meningkatkan daya serap air. Upaya ini juga sejalan dengan arahan Presiden mengenai pemulihan ekosistem hulu dan kawasan resapan air untuk mengurangi risiko bencana.

BACA JUGA:Pemusnahan Ribuan Barang Bukti Inkra di Batu, Bukti Nyata Keseriusan Aparat dalam Penegakan Hukum

BNPB bersama OPD, masyarakat, relawan, serta unsur TNI–Polri juga diminta mengidentifikasi area kritis seperti bantaran sungai untuk intervensi vegetasi berkelanjutan.

Plt Irtama BNPB Saeful Alam menyampaikan bahwa Pooling Fund merupakan inovasi penting dalam pendanaan kebencanaan di Indonesia. Ia mengapresiasi kolaborasi semua pihak yang terlibat dalam penguatan mitigasi vegetasi di Jawa Timur.

Penanaman dilakukan di kawasan rawan hidrometeorologi, mulai dari Kecamatan Bumiaji, Junrejo, dan Batu di Kota Batu, hingga Kecamatan Pujon dan Karangploso di Kabupaten Malang.

BACA JUGA:Kejari Batu Beri Penerangan Hukum bagi Kades dan Lurah untuk Mitigasi Pengelolaan Dana Desa

Penempatan bibit disesuaikan dengan kontur dan tingkat kerawanan lokasi untuk memperkuat struktur tanah, terutama di lereng dan bantaran sungai.

“Dengan penguatan tutupan vegetasi di titik-titik rawan, diharapkan terjadi penurunan sedimentasi, peningkatan serapan air, serta pemulihan ekosistem yang berkontribusi pada pengurangan risiko bencana,” ujarnya.

Rangkaian kegiatan telah berlangsung sejak Rabu 19 November, mulai dari pembuatan lubang tanam, pemasangan 1.600 acir di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, hingga penyiapan titik tanam di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.

BACA JUGA:Polres Batu Siagakan Pamapta Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi

Pada hari yang sama, penandatanganan BAST bibit dilakukan di Balai Persemaian Permanen BP DAS Brantas Mojokerto sebagai dasar distribusi bibit.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Pohon Sedunia 2025 sekaligus penguatan daerah aliran sungai (DAS) kritis.

BNPB bersama Kementerian Keuangan menggelar aksi mitigasi berbasis vegetasi secara serentak di empat provinsi: Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Program ini merupakan salah satu piloting project yang didanai oleh Pooling Fund Bencana. (Nik)

 
 
Kategori :